androidvodic.com

Belajar Ketulusan Cinta Dari Istri Paralympian Adyos Astan - News

Laporan Wartawan News, Abdul Majid

News, JAKARTA – Atlet para tenis meja Indonesia, Adyos Astan membuktikan bahwa kekurangan fisik bukan lah hambatan untuk meraih mimpi-mimpi.

Adyos yang kini tengah berusia 50 tahun, telah mendapati sebagian mimpinya.

Ia sukses menjadi pengusaha dibidang pengiriman barang, ia pun sukses menjadi atlet penyandang disabilitas yang kerap mengharumkan Indonesia dan yang paling disyukuri ia mendapatkan istri berparas cantik yang setia.

Namun, kisah Adyos mendapatkan pujaan hatinya, Dewi ternyata tidak lah mudah. Pertentangan dari keluarga Dewi menjadi perjuangan Adyos yang terus dilakukannya.

“Ketemu beliau (Adyos) tahun 2005, waktu itu saya jadi regional manager Indonesia Timur. Area saya di Bali, Sulawesi dan Ambon. Nah, waktu di Ambon saya ketemu, dia jadi nasabah pertama saya,” cerita Dewi yang kala itu berkerja di salah satu perusahaan asuransi kepada Tribunnews.

“Awal kenal Ibu saya menentang, ya semuanya menentang, tapi seiring berjalannya waktu semuanya menerima, malah dia yang jadi kesayangan,” sambung Dewi.

Kondisi fisik Adyos yang telah menggunakan kursi roda lantaran kedua kakinya mengidap polio ternyata bukan hambatan Dewi untuk memilih Adyos.

Dewi pun mengaku dari tahap awal kenal hingga naik ke plaminan berlangusng cukup singkat, hanya tiga bulan.

Cinta Dewi terhadap Adyos diakuinya karena ada satu hal yang tak pernah ditemui dari laki-laki lainnya. Ya, satu hal itu ada di sifat Adyos yang terus tertanam hingga kini.

“Belia orangnya sangat sosial banget. Beliau itu orangnya berbeda, sangat hormat kepada siapa pun. Itu yang membuat saya melihat beliau berbeda,” ujar Dewi.

“Saya pikir saya tidak akan menemukan orang sebaik dia. Dia lah orang yang paling baik, beliau konsisten dengan sifatnya dan pembawaannya. Saya melihat dia dari sosoknya, sifatnya dan ketulusan cintanya,” sambungnya.

Telah menikah selama 13 tahun, mereka pun dianugrahi tiga anak (normal). Anak kedua dan ketiga mengikuti jejak sang ayah, ingin menjadi atlet.

“Anak saya yang kedua dan ketiga ikut jejak ayahnya mau jadi atlet, yang ketiga sudah menang O2SN renang. Kita maunya jadi keluarga atlet saja biar sehat setiap hari,” kata Dewi.

Sementara itu, Adyos yang ditemui seusai meraih medali perunggu di Asian Para Games 2018 ini mengaku masih mempunyai mimpi lainnya.

Ya, Adyos ingin menjadi inspirasi bagi para penyandang disabilitas, dan ingin memecahkan rekor menjadi atlet para tenis meja terlama.

Terkini Lainnya

  • Asian Para Games 2018

  • Atlet para tenis meja Indonesia, Adyos Astan membuktikan bahwa kekurangan fisik bukan lah hambatan untuk meraih mimpi-mimpi.

  • 166.791 Personel Polri Diterjunkan Amankan Libur Natal dan Tahun Baru

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat