androidvodic.com

TEI 2016 Didatangi Buyers dari Nigeria Sampai Papua Nugini - News

News, JAKARTA-- Lebih dari 15.000 buyers dari sekitar 120 negara hadir dalam pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Rabu (12/10/2016).

TEI 2016 berlangsung mulai 12-16 Oktober di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta.

Partisipasi yang tinggi ini dari para buyer merupakan buah kerja keras para perwakilan perdagangan di luar negeri.

Yakni, baik di KBRI, Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), International
Trade Promotion Office, serta KADIN negara-negara sahabat yang mempromosikan penyelenggaraan TEI di mancanegara.

Sejumlah negara mengirimkan delegasinya dalam jumlah besar.

Buyer terbanyak datang dari Nigeria, Malaysia, India, Arab Saudi, Thailand, Uni Emirat Arab, Australia, Papua Nugini, dan Bangladesh.

Sementara produk yang paling diminati adalah produk pertanian, makanan dan minuman olahan, fesyen dan aksesori, tekstil dan garmen, dekorasi rumah, kopi, furnitur dari kayu, elektronik dan produk elektrik, serta produk kecantikan dan kesehatan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan TEI menjadi wahana promosi efektif bagi produk-produk unggulan eskpor Indonesia.

"TEI sekaligus menjadi stimulus Pemerintah kepada eksportir maupun calon eksportir Indonesia untuk memperoleh peluang ekspor ke mancanegara,” lanjut Mendag Enggartiasto Lukita, Jakarta, Rabu (12/10/2016).

Melalui TEI, Enggartiasto Lukita berharap mampu mendorong diversifikasi pasar ekspor Indonesia.

Apalagi kata Mendag, produk-produk unggulan yang dipamerkan di TEI memiliki nilai tambah tinggi.

"Hal ini sejalan dengan upaya Kemendag dalam menerapkan strategi diversifikasi produk ekspor sehingga diharapkan mampu mendorong diversifikasi pasar tujuan ekspor,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menargetkan transaksi dari pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, pada 12-16 Oktober 2016 mendekati 1 miliar dolar AS.

"Kita upayakan lebih dari itu‎, mendekati 1 miliar dolar AS. Memang tidak mudah tapi harus kami capai di tengah masih lesunya (ekonomi)," tutur Enggartiasto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat