androidvodic.com

KPBB Minta Hentikan Trik Kenaikan Harga BBM - News

Laporan Wartawan Brian Priambudi

News, JAKARTA - Kelangkaan pasokan BBM jenis Premium 88 dan Solar 48 belakangan ini membuat kesulitan kelompok masyarakat yang selama ini sebagai pengguna BBM itu.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengatakan kedua jenis BBM tersebut sudah sangat ketinggalan jaman dengan teknologi kendaraan bermotor yang ada di Indonesia.

"Hendaknya (kelangkaan) ini dijadikan momentum untuk menghapus kedua BBM ini karena tidak sesuai dengan kendaraan di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi standar Euro2 sejak 1 Januari 2007," ujar Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin pada Press Conference di kantor KPBB, Selasa (3/4/2018).

Baca: Strategi Calon Gubernur BI Perry Warjiyo Stabilkan Rupiah

Adapun kekhawatiran sejumlah pihak bahwa jika BBM untuk standard Euro4 adalah mahal.

"Sesungguhnya harga internasional BBM untuk kendaraan berstandard Euro4 atau yang lebih tinggi tidaklah mahal," ujar Ahmad.

Ia juga mengatakan di Australia dalam tiga tahun terakhir menggunakan RON 95 dengan kadar belerang 10ppm yang sesuai standar Euro6 dengan harga MOPS (Mean Oil Platts Singapore) sekitar Rp 6.000/L.

Sedangkan Malaysia memperoleh bensin RON 95 dengan kadar belerang 50ppm yang memenuhi standar Euro4 dengan harga MOPS Rp 5.496 dan harga jual SPBU sekitar Rp 7.140/L.

"Seharusnya Indonesia punya peluang mempunyai bensin RON 95 dengan kadar belerang 50ppm seperti punya Malaysia dengan harga yang tidak tinggi," ujar Ahmad.

KPBB berikan beberapa rekomendasi pada pemerintah, yang pertama untuk menghapus penjualan Premium88, Pertalite90, Solar48, Perta-Dex, dan Pertamax karena sudah out of date dan tidak memenuhi standar Euro4 yang diadopsi pada 10 Maret 2017 lalu.

Kedua presiden harus menegur BPH Migas dan Menteri ESDM karena tak megetahui konteks dalam pemahaman spesifikasi BBM dengan teknologi otomotif.

Ketiga reformulasi perhitungan dan kebijakan harga BBM secara transparan, accountable, dan berdaya guna pengembangan BBM bersih sehingga tercipta harga yang proporsional antara harga dan kualitasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat