Tiga Tantangan Membangun Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek - News
Laporan Wartawan News, Apfia Tioconny Billy
News, JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra Zuna menyebutkan ada tiga hal yang biasanya menjadi masalah dalam pembangunan tol termasuk pada pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek.
Pertama pastinya mengenai lahan, namun untuk Tol Layang Jakarta-Cikampek tidak terlalu bermasalah karena tol dibangun secara layang sehingga memimalisir kebutuhan lahan.
"Di jalan tol cuma tiga masalah utamanya, yang pertama tanah, tapi di Tol Layang Jakarta-Cikampek gak butuh tanah, udah selesai sejak awal," kata Herry saat ditemui di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018).
Permasalahan kedua adalah pembiayaan yang biasanya membuat pembangunan tol menjadi lebih lama.
Namun pada Tol Jakarta-Cikampek diterapkan skema Contractor Pre Finance (CPF) atau pembangunan dibiayai oleh kontraktor terlebih dulu.
Kemudian nantinya Jasa Marga akan membayar kepada PT Waskita Karya sebagai kontraktor setelah pembangunan selesai dan menghasilkan pendapatan bagi Jasa Marga.
Sehingga permasalahan ketiga yakni konstruksi pun bisa langsung teratasi dengan skema tersebut.
"Masalah kedua biasanya pembiayaan, dengan CPF masalah kedua bisa jadi masalah ketiga, kita bisa konstruksi baru pembiayaan, dulu pembiayaan dulu baru konstruksi sehingga proses bisa berjalan," tutur Herry.
Baca: Arcandra Berharap Pertamina Memanfaatkan Potensi Blok Rokan untuk Tingkatkan Pendapatan Negara
Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Dessi Arryani menyebutkan permasalahan soal lahan, dana, dan konstruksi memang terus mengalami kemudahan sehingga Jasa Marga bisa terus melakukan ekspansi untuk meningkatkan nilai operasional.
"Tiga hal yang dulu mungkin kita sulit sekarang bisa pembebasan lahan mudah sekali, konstruksi sekarang beda, finansial juga beda, tiga hal itu menjadi mudah," kata Desi.
Pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek saat ini sudah mencapai 40 persen dan ditargetkan selesai Maret 2019 sehingga bisa digunakan saat mudik.
Jasa Marga juga baru saja mendapatkan kucuran pinjaman sebesar Rp 11,36 triliun dari sindikasi 14 bank dan dua lembaga keuangan untuk pembangunan Tol Jakarta-Cikampek dengan tenggang waktu 15 tahun.
Pinjaman tersebut telah memenuhi 70 persen dana yang dibutuhkan untuk pembangunan yang nilainya mencapai Rp 16,22 triliun, sisanya akan menggunakan ekuitas dari Jasa Marga.
Terkini Lainnya
Herry Trisaputra Zuna menyebutkan ada tiga hal yang menjadi masalah dalam pembangunan tol termasuk pada pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek.
Kebutuhan Pangan RI Masih Dipenuhi Impor, Ini Dampaknya ke Kantong Masyarakat Saat Rupiah Melemah
BERITA TERKINI
berita POPULER
Produk China Kena Bea Masuk 200 Persen, Ekonom Sebut RI Harus Bersiap Terima Balasan dari Xi Jinping
Kunker ke Sultra, Menteri ESDM Resmikan Pusat Peribadatan di PSN Smelter Merah Putih Ceria
Jubir Kemenperin Tegaskan Rapat di Istana Bahas Industri Kesehatan, Bukan Soal Bea Masuk
Hari Ini Ribuan Buruh Aksi di Istana Hingga Kemendag, Minta Jokowi Hentikan PHK di Industri Tekstil
Kapan Taksi Terbang Bisa Beroperasi di IKN? Ini Jawaban Kemenhub