androidvodic.com

Erzaldi Perjuangkan Lada Babel di Forum Lada Dunia - News

News, JAKARTA - Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil lada putih yang terkenal dengan label Muntok White Pepper.

Perkebunan lada tidak hanya ditemukan di Muntok, kota utama Pulau Bangka di masa lalu, tetapi tersebar di Pulau Bangka dan Belitung.

Lada atau merica disebut oleh orang Bangka Belitung dengan Sahang. Tanaman lada hanya berumur sekitar 6 atau 7 tahun saja. Tanaman ini berdaun tunggal dengan batang yang berbuku-buku dan tumbuh merambat.

Oleh karena itu, diperlukan tiang untuk tempat merambat lada, yang biasanya disebut dengan junjung. Junjung sahang bisa berupa tiang kayu ataupun batang pohon hidup lainnya. Butiran buah lada berbentuk bulat dan berada dalam tangkai bertandan.

Terdorong dari tanaman lada di Bangka Belitung yang potensial namun terjadi penurunan dalam produksi , Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman membawa persoalan lada tersebut dalam Sidang Tahunan ke-46 dan Rapat Komunitas Lada Indonesia di Putrajaya Malaysia, 2-4 Oktober 2018. Erzaldi Rosman hadir bersama AILI dan para eksportir lada.

Erzaldi Rosman memanfaatkan forum tersebut untuk memperjuangkan perkembangan lada di Bangka Belitung. Baik dari aspek pasar atau pun teknis budidaya. Sehingga pertanian lada Bangka Belitung makin maju ke depannya.

Dalam forum tersebut, Erzaldi Rosman mengatakan bahwa ada sejumlah kondisi yang menyebabkan penurunan produksi lada Babel.

Antara lain penyakit tanaman merica, biaya produksi yang kian tinggi, bibit yang mahal, dan perubahan iklim global. Kondisi tersebut telah mempengaruhi produksi lada putih dan harga yang terus menurun sehingga telah ikut pula menurunkan semangat para petani lada.

“Pada beberapa kesempatan, saya selalu mengunjungi beberapa desa di Bangka Belitung dan mendapatkan fakta petani telah meninggalkan perkebunan lada putih. Kondisi ini membuat kami khawatir terhadap produksi lada putih. Produksi lada putih di Bangka Belitung pada tahun 2018 mencapai 12.000 ton. Pada tahun 2019 ini mungkin berkurang berdasarkan kunjungan dan pengamatan pihak kami,” tutur Erzaldi.

Erzaldi juga menyampaikan penyesalannya terhadap data yang dikeluarkan oleh International Pepper Community (IPC) sangat berbeda di lapangan mengingat data IPC produksi lada Indonesia baik lada putih dan lada hitam jauh lebih tinggi yakni 75.000 ton pada 2018.

“Ini jauh dari data di lapangan yang diperkirakan hanya 50.000 ton lada hitam dan lada putih. Kesalahan data ini bisa mempengaruhi harga di level petani,” sesal Erzaldi.

Untuk itu kata Erzaldi, Pemprov Babel akan lebih memperhatikan perkebunan dan petani.

“Kami juga memberikan pelatihan tentang pertanian lada, termasuk mendistribusikan bibit lada. Kami berkolaborasi dengan beberapa universitas dan sektor swasta dalam mengendalikan penyakit tanaman lada,” kata Erzaldi menutup pembicaraan.

Dengan adanya forum ini, masyarakat Bangka Belitung berharap dapat memperbaiki kondisi yang ada sehingga bisa meningkatkan harga lada dan kesejahteraan petani. Untuk itu diharapkan pula IPC berperan aktif untuk mengkolaborasikan kepentingan buyer, eksportir dan terlebih para petani.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat