Nyaris Seluruh Unit UMKM Alami Penurunan Penjualan di Tengah Pandemi - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
News, JAKARTA - Lesunya ekonomi akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19) turut dirasakan pula oleh sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tanah air.
Seperti yang disampaikan Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Bappenas Ahmad Dading Gunadi dalam diskusi online yang digelar Rabu (3/6/2020).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI), kata dia, nyaris seluruh unit UMKM mengalami penurunan jumlah penjualan produknya di masa pandemi ini.
"ABDSI melakukan survei terhadap 6.000 UMKM di Indonesia, jadi kita mau lihat tadi hampir semua penjualannya menurun. Malah tidak ada yang bisa menjualkan produknya," ujar Ahmad.
Dalam hasil survei yang melibatkan total 6.000 UMKM itu, penurunan penjualan dirasakan 26,6 persen unit usaha.
Sementara unit UMKM yang tidak bisa menjual produknya di masa pandemi ini mencapai angka 36,7 persen.
Kendati demikian, Ahmad menyebut ada sekitar 3,6 persen unit UMKM yang justru memiliki penjualan lebih tinggi.
Sehingga ia menegaskan bahwa meskipun sentimen konsumen saat ini cenderung ke arah negatif, namun ia optimis bahwa masih ada peluang terkait geliat pasar.
"Tapi ada yang sedikit juga, sekitar 3,6 persen ini lebih tinggi penjualannya. Jadi ini juga masih ada peluang, meskipun indeks konsumen menurun tapi masih di atas 1 persen. Sehingga ini ada peluang untuk tetap melihat pasar yang sangat segmented," kata Ahmad.
Terkini Lainnya
Virus Corona
Dalam hasil survei yang melibatkan total 6.000 UMKM itu, penurunan penjualan dirasakan 26,6 persen unit usaha.
Indonesia Tak Gentar Malaysia-Singapura Kerjasama Bangun Kawasan Ekonomi Khusus
BERITA TERKINI
berita POPULER
Penerbangan Langsung Jakarta ke Sabah Mudahkan Pelancong Indonesia Berwisata dan Berobat
Akibat Kasus Korupsi, Luhut Tingkatkan Pengawasan Nikel dan Timah Oleh Simbara
IHSG Naik ke Level 7.321, Rupiah Masih Loyo
Tumbuh 7,8 Persen, BI Catat Jumlah Uang Beredar di Masyarakat Sebanyak Rp9.000 Triliun per Juni 2024
Simbara Awasi Kebocoran Tambang Nikel dan Timah, Sri Mulyani: Pak Luhut Sangat Berapi-api