androidvodic.com

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Bisa Kena Resesi Jika Hal Ini Terjadi - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengharapkan kondisi ekonomi akibat dampak pandemi virus corona atau Covid-19 sudah mulai pulih pada kuartal III dan IV 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, perkiraan itu didorong oleh mulai adanya pelonggaran PSBB dan semakin bertambahnya anggaran penanganan Covid-19 untuk mendorong konsumsi.

Baca: Masih Di Tengah Pandemi Covid-19, Bea Cukai Pantau Kestabilan Harga Rokok di Pasar

Namun, Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia bisa juga mengalami resesi jika mencatat pertumbuhan minus dua kuartal berturut-turut.

"Proyeksi Kementerian Keuangan, kalau seandainya kita dalam zona yang negatif, bisa saja negatif 1,6 persen kuartal III. Itu yang saya sebutkan secara teknikal kita bisa resesi kalau kuartal II dan III juga negatif," ujarnya saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (22/6/2020).

Karena itu, dia menyampaikan, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk mencoba agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III bisa diatas 0 persen.

"Kuartal III diantara tumbuh 1,4 persen hingga minus 1,6 persen. Sementara, untuk kuartal IV sejalan dengan akselerasi belanja pemerintah dan insentif dunia usaha yang sudah mulai dirasakan, kami proyeksikan pertumbuhan sudah diatas 3 persen yakni 3,4 persen," kata Sri Mulyani.

Baca: BPS: Dampak Pandemi Covid-19 Membuat Pendapatan 7 dari 10 Penduduk Alami Penurunan

Namun, kembali eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan skenario terburuk jika pada keseluruhan tahun 2020 tercatat negatif.

"Atau kalau kita menggunakan skenario yang sangat buruk yaitu negatif (keseluruhan tahun) mungkin pada kuartal IV itu pertumbuhan di sekira 1 persen. Jadi, antara 1 persen hingga 3,4 persen, sehingga totalnya seluruh tahun 2020 adalah minus 0,4 persen hingga positif 1 persen," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat