androidvodic.com

Pasar akan Lebih Bergejolak Jika Trump Kembali Pimpin AS - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JAKARTA - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai pasar akan lebih volatile jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

"Nah ini kalau Donald Trump yang terpilih lagi, pasar sepertinya akan lebih volatile, akan lebih bergejolak dan ketidakpastiannya akan sangat mungkin meningkat," ujar Bhima, saat dihubungi Tribunnews, Senin (19/10/2020).

Hal itu karena kebijakan Amerika Serikat semakin proteksionis dan ini tentu saja akan merugikan kepentingan banyak negara lainnya.

 Para investor pun akan cenderung memilih investasi safe haven untuk mengurangi risiko.

Baca juga: Frekuensi Transaksi Meroket 34,57 Persen, IHSG Menguat 0,98 Persen Sepekan

"Bisa saja terjadi penurunan tajam terhadap keyakinan investor, sehingga banyak yang memilih masuk ke dalam aset-aset yang aman seperti emas dan yen Jepang," kata Bhima.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (19/10/2020), menurut jajak pendapat Hill-Harvard yang dilakukan oleh HarrisX pada pekan lalu, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden unggul 9 poin dari Trump di negara bagian penting Michigan.

54 persen pemilih Amerika di negara bagian itu mendukung mantan Wakil Presiden AS tersebut, sementara 43 persen lainnya memilih mendukung Trump.

Biden telah mengumpulkan dana kampanye hingga 383 juta dolar AS, sementara Trump memiliki sekitar 247 juta dolar AS.

Baca juga: IHSG Masih Berpotensi Menguat Jangka Pendek, Cermati Saham Ini

Saat ini hanya tersisa 16 hari tersisa jelang pemilihan dan sudah ada 20 juta surat suara telah diberikan.

Ada kabar menyebutkan bahwa saat ini Demokrat memimpin dengan sedikit keunggulan di negara bagian Florida yang secara luas dipandang sebagai negara bagian yang wajib dimenangkan Trump.

Perkembangan itu terjadi saat Partai Republik di Kongres tampaknya menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka takut Trump akan kalah dari Biden pada bulan depan.

Senator Ted Cruz dari Texas pun baru-baru ini memperingatkan terkait 'Partai Republik yang bisa saja mandi darah dalam proporsi skandal Watergate'.

--

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat