Pengamat: Pemerintah Harus Dukung Investor Masuk NTT - News
News, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Dedi Kurnia Syah menyayangkan mencuatnya persoalan Hypermart di Kupang, NTT.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menyatakan pemerintah seharusnya justru memfasilitasi pihak investor masuk ke NTT.
"Tak banyak investor yang mau menanamkan modalnya ke wilayah sulit seperti NTT. Para pemangku kepentingan harus mendukung investor agar nyaman. Merekalah yang menjadi penggerak ekonomi. Rakyat pun terbantu karena tercipta lapangan kerja," ujar Dedi Kurnia Syah, Kamis (11/3/2021).
Seperti diberitakan, Kejaksaan Tinggi NTT tengah melakukan penyelidikan atas berdirinya Hypermart di Kupang.
Kejaksaan menyatakan ada potensi kerugian negara dalam kerjasama itu.
Sementara, data yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Kupang, pembangunan Hypermart itu adalah upaya Pemkab Kupang untuk mendatangkan investor Nasional.
Hypermart Kupang dibangun di atas lahan milik Pemda Kupang seluas 8000 meter persegi.
Selama ini lahan tersebut terbengkelai.
Baca juga: Katalog Promo Hypermart Berlaku 13-16 November 2020: Semua Kompor Diskon hingga 25%
Dalam perjanjian kerjasama, Hypermart membangun gedung senilai 26 miliar, dan akan menyerahkan ke Pemda Kupang setelah 30 tahun.
Dalam perjanjian, pihak Hypermart juga berkewajiban membayar sewa lahan secara tahunan. Dan juga membagi pendapatan hasil parkir kendaraan ke kas Pemda Kupang.
"Jika tak hati-hati, investor akan kapok untuk menanamkan modalnya di daerah tertinggal. Perlu kearifan dalam menangani perkara ini," tukas Dedi Kurnia Syah.
Terkini Lainnya
Pengamat Kebijakan Publik Dedi Kurnia Syah menyayangkan mencuatnya persoalan Hypermart di Kupang, NTT.
Digitalisasi Manajemen Talenta Dukung Transformasi di PosIND
BERITA TERKINI
berita POPULER
Enam Wilayah di Kabupaten Indramayu Disiapkan Jadi Kawasan Industri Berkembang
Pasca Debat Capres AS 2024, Harga Saham Perusahaan Donald Trump Melonjak
YLKI Dorong Konsumen Beli AC yang Berlabel Hemat Energi
Tarik Uang Pakai Kartu Debit BCA di Mesin EDC Tak Gratis Lagi, Ada Biaya Rp4.000 Setiap Transaksi
Studi Brand Footprint Indonesia 2024, Ini 10 Merek FMCG yang Paling Dipilih Konsumen