androidvodic.com

Bahana TCW dan DBS Ajak Inves di Pasar Keuangan AS Lewat Reksadana Ekuitas Syariah USD - News

News, JAKARTA - Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini mengatakan, minat investor Indonesia untuk membeli aset berefek saham teknologi dan kesehatan global saat ini tinggi. 

Dia menjelaskan, saat pandemi Covid-19 melanda banyak negara, minat investasi di perusahaan teknologi global, terutama perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Amazon, Apple, Netflix, Google (FAANG) meningkat pesat.

Hal ini dilandasi oleh solidnya bisnis perusahaan digital dibandingkan perusahaan non digital selama pandemi Covid-19.

Merespon tren tersebut, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) bersama Bank DBS Indonesia, menawarkan kesempatan berinvestasi di pasar keuangan Amerik Serikat lewat Reksa Dana Syariah Bahana US Opportunity Sharia Equity USD.

Produk ini diluncurkan Bahana TCW dan Bank DBS Indonsia bekerja sama dengan Franklin Templeton dan akan fokus pada investasi di pasar keuangan AS.

Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini1
Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini

Produk ini memberikan kesempatan kepada calon investor berinvestasi pada aset-aset dengan efek perusahaan bertaraf global.

Selain itu, produk ini merupakan produk Reksa Dana Syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan fokus pada pasar saham Amerika Serikat yang saat ini terkonsentrasi pada sektor teknologi dan kesehatan.

Produk ini juga dikelola aktif sesuai dengan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (environment, social & good corporate governance/ESG).

Regional Head for Southeast Asia (ex Malaysia), Franklin Templeton, Dora Seow mengatakan, pihaknya bangga untuk pertama kalinya dapat menawarkan strategi kami untuk investor Indonesia.

Baca juga: Direktur P3S: Sulit Bicara Investasi di Saat Krisis Pandemi Masih Mengancam

"Kerjasama kami dengan Bahana TCW untuk meluncurkan produk Reksa Dana yang berfokus pada strategi pertumbuhan positif pasar Amerika Serikat serta mengacu pada prinsip ESG," ujarnya dalam jumpa pers virtual dengan media, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Pengusaha Ancang-ancang Kurangi Karyawan

Dia menjelaskan, strategi ini secara jangka menengah dan panjang diyakini akan mengungguli indeks benchmark Russell 3000 sehingga dapat menjadi pilihan diversifikasi investasi yang bagus bagi investor Bank DBS Indonesia.

Baca juga: Golkar: Pemulihan Ekonomi Sudah Berada di Jalur Tepat

Djoko Soelistyo, Head of Investment Product & Advisory PT Bank DBS Indonesia mengatakan, pihaknya berusaha memperkaya pilihan produk investasi menyesuaikan dengan kebutuhan finansial nasabah dan kondisi market terkini.

Dia mengatakan, Reksa Dana Syariah Bahana US Opportunity Sharia Equity USD memiliki strategi investasi yang atraktif dan dapat dibeli melalui Aplikasi digibank by DBS.

Aplikasi ini menawarkan fleksibilitas investasi dan keleluasaan dalam mengembangkan portofolio, mulai dari kemudahan registrasi Single Investor Identity (SID), pembelian, penjualan, hingga switching secara online sehingga mendukung nasabah dalam menangkap peluang dan mengoptimalisasi portofolio investasinya dari mana saja dan kapan saja.

Investor dapat melakukan transaksi Reksa Dana Syariah Bahana US Opportunity Sharia Equity USD ini melalui agen penjual efek Reksa Dana ini, termasuk kanal Digibank Reksa Dana yang baru diluncurkan awal Juli lalu.

Franklin Templeton selama ini dinilai memiliki pengalaman dalam mengelola aset investasi sejak tahun 1990, dengan beragam produk investasi, seperti reksa dana saham, reksa dana obligasi, reksa dana dengan aset offshore, dan ETF.

Produk reksa dana yang menjadi kerja sama antara Bahana TCW dan Franklin Templeton ini dipercaya memiliki imbal hasil yang lebih kompetitif karena efek yang diperdagangkan berada di pasar saham Amerika Serikat.

Perdagangan saham di Amerika Serikat seperti New York Stock Exchange dan Nasdaq mencatatkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan pasar saham negara maju lainnya, seperti Eropa, Jepang, maupun negara berkembang secara historis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat