androidvodic.com

Pengamat Sebut BSI Siap Bersaing Secara Global, Begini Alasannya - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia atau BSI dinilai siap dan layak bersaing secara global, pasca implementasi single system.

Ditambah lagi BSI tengah mempersiapkan untuk membuka kantor representatif di kawasan Timur Tengah.

Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Toto Pranoto menjelaskan bahwa sebetulnya perbankan di Tanah Air telah masuk dalam tahap Asean integrated bank.

Baca juga: AFSI Sebut Saat Ini Sudah Ada 17 Penyelenggara Fintech Syariah

Artinya, bank-bank besar di kawasan Asia Tenggara dapat membuka cabang untuk menghimpun dana sekaligus menyalurkan pembiayaan di negara-negara anggota Asean.

Toto melanjutkan, pasca merger, modal inti BSI sudah tergolong kuat dan mampu untuk melakukan ekspansi skala global.

"Tentunya integrasi ini membuat mereka menjadi bank besar, dan masuk bersaing di pasar global," ucap Toto, Senin (8/11/2021).

Baca juga: Fintech Syariah Ethis Kantongi Izin Resmi OJK

"Kita sudah masuk area Asean integrated bank. Bank BSI bisa berkompetisi dan membuka cabang di negara Asean lain," sambungnya.

BSI pun kini kian mapan untuk masuk ke pasar global. Di mana, BSI menerima letter of incorporation dari Dubai International Financial Center (DIFC) pada Kamis (4/11) lalu.

BSI pun sedang dalam tahap akhir untuk memperoleh izin dari Dubai Financial Service Authority (DFSA).

Melalui letter of incorporation dari DIFC dan izin DFSA, BSI dapat beroperasi serta membuka kantor representatif di pusat bisnis di Kawasan Timur Tengah tersebut.

Akibat kenaikan kasus baru COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah mengumumkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan yang memperketat kegiatan sosial dan ekonomi ini diterapkan di Jawa dan Bali mulai 3-20 Juli 2021.

Dengan kondisi yang membuat segala kegiatan dan aktivitas masyarakat menjadi terbatas, pola kehidupan sosial dan ekonomi pun mengalami perubahan. Di sisi lain, kepedulian terhadap nilai-nilai keberlanjutan (sustainability) untuk membantu sesama juga semakin meningkat terutama dalam permasalahan ekonomi.

Ardi Gunardi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pasundan serta Editor-in-Chief Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management, menyatakan tentang pentingnya penerapan sektor keuangan secara berkelanjutan oleh bank syariah di masa pandemi.

Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) bagi bank syariah di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari perspektif islam, pengintegrasian keuangan berkelanjutan dalam prinsip dan standar syariah. Ardi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dan menyebabkan berbagai krisis hampir di seluruh dunia. Kondisi pandemi sekarang ini menjadi kesempatan bagi bank syariah untuk mengevaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). TRIBIUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO
Bank Syariah Indonesia. TRIBIUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO (News/IST)

Dengan demikian, lanjut Toto, BSI akan mampu menarik banyak investor untuk mengembangankan industri halal nasional ke depan.

Bahkan, dengan model akad tabungan syariah yang kompetitif BSI akan mampu menarik dana investor muslim global.

BSI akan diminati investor karena dapat menyajikan layanan perbankan syariah yang semakin kompetitif.

Single system BSI, kata Toto, memperkuat koordiansi operasional dan digital perseroan yang sangat baik dalam peningkatan efisiensi.

"Terlebih, perseroan merupakan bank syariah yang mana pemerintah cukup ekspansif mendorong peningkatan kinerja ekonomi halal. Bahkan pemerintah sudah punya road map ekonomi halal. Potensinya tentu besar," pungkas Toto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat