androidvodic.com

Sejumlah Konglomerat Berencana Antarkan Perusahaannya Melantai di Bursa - News

News, JAKARTA - Meskipun Indonesia belum lepas dari pandemi Covid-19, sejumlah konglomerat justru percaya diri mengantarkan perusahaannya melantai di bursa dengan target dana segar yang besar.

Misalnya saja, perusahaan taipan asal Surabaya, Hermanto Tanoko yang mengantar dua perusahaannya melantai di bursa pada akhir tahun ini. Setelah PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) melantai di bursa dengan raihan dana segar sebesar Rp 493,57 miliar, pihaknya melaksanakan IPO PT Avia Avian Tbk (AVIA) dengan perolehan dana senilai Rp 5,76 triliun dari pasar modal.

Kemudian, perusahaan TP Rahmat yakni PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) pada Desember 2021 menggelar IPO dengan target dana segar sekitar Rp 353 miliar.

Baca juga: PT PP Lepas 35 Persen Saham di PT Jasamarga Pandaan Malang Tol

Tidak hanya itu, dalam waktu dekat perusahaan Boy Thohir, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yakni PT Adaro Minerals Indonesia juga berencana akan melaksanakan IPO di Januari 2022 dengan target perolehan dana Rp 604,86 miliar.

Dalam prospektusnya, Adaro Minerals akan menggunakan 60% dana hasil IPO untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha, yaitu Maruwai Coal. Dana ini untuk mendorong kapasitas infrastruktur pertambangan batubara seiring meningkatnya produksi batubara dan biaya eksplorasi. Sisanya akan digunakan ADMR untuk mengembalikan sebagian pokok pinjaman dari ADRO.

Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menilai aksi ramai-ramai IPO ini tentu ada hubungannya dengan kondisi pandemi. Misalnya saja, perusahaan TP Rahmat yakni PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) percaya diri melantai di bursa karena melihat sektor otomotif yang mulai kembali bergairah di tahun ini terutama karena banyak insentif dari pemerintah.

"Selain itu, kondisi pandemi yang sudah berjalan sejak 2 tahun terakhir ini menyebabkan booming-nya pasar modal. Hal ini tercermin dari jumlah investor yang meningkat signifikan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/12).

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor pasar modal tumbuh 71,42% sepanjang tahun 2021. Hal itu terlihat dari single investor identification (SID) yang mencapai 6,65 juta per 19 Oktober 2021, naik dari posisi akhir tahun 2020 yang sebanyak 3,88 juta.

Teguh mengatakan, dengan banyaknya investor yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tentu banyak dana yang masuk. "Jadi artinya saat ini waktu yan tepat untuk IPO karena banyak peminatnya. Buktinya IPO yang dilakukan sukses semua," kata Teguh.

Baca juga: Perdagangan Terakhir IHSG di 2021 Berada di Zona Merah, Turun 0,29 Persen

Teguh bilang, jika kondisi tidak mendukung, akan banyak IPO yang batal dan ditunda. Tetapi kalau melihat kesuksesan para pemilik perusahaan mendapatkan dana segar hingga triliunan di tahun ini, artinya memang momentumnya sedang bagus. "Tidak setiap tahun dan setiap saat kondisi pasar cocok untuk IPO seperti sekarang. Kadang ada kondisi pasar sedang lesu, investor publik jarang bertambah," ujar Teguh.

Di tahun depan, BEI telah memproyeksi, jumlah investor pasar modal pada tahun 2022 dapat mencapai lebih dari 10 juta Single Investor Identification (SID). Nah melalui dasar ini, Teguh mengatakan, tahun depan bisa jadi IPO akan semakin semarak.

Kendati momentum ini baik untuk pemilik perusahaan, Teguh berpesan, investor harus lebih selektif memilih. Semakin besar perusahaan yang IPO, semakin besar nilai target dan perolehannya maka semakin gencar promosinya.

Biasanya akan diiming-imingi perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan bagus, saham akan naik, dan sebagainya, padalah belum tentu perusahaan yang bersangkutan sebagus yang dikatakan. "Investor harus membaca prospektus, membaca keterbukaan informasi, laporan keuangan, jangan hanya dengar dari katanya-katanya saja," tegasnya.

Sumber: Kontan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat