androidvodic.com

Kebutuhan Kedelai Dipenuhi Impor, Mentan: Petani Tak Mau Tanam, karena Tak Menguntungkan - News

Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono

News, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kebutuhan komoditas kedelai nasional saat ini mayoritas dipenuhi dari impor.

"Kedelai kita hampir 90 persen tergantung dari importasi," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (24/1/2022).

Menurutnya, kebutuhan kedelai tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, karena para petani tidak mau menanam kedelai yang harganya tidak lebih menguntungkan dari jagung.

Baca juga: Komitmen Terhadap LP2B, Kementan Berikan Penghargaan ke Sejumlah Daerah

"Kedelai itu bisa untung kalau Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu, dan kedelai itu tanaman paling sulit, harum baunya membuat tikus bagian dari hama yang ada," tutur Syahrul.

"Produksinya ada transgenik. Tapi di Indonesia tidak dibolehkan, sementara yang impor transgenik semua. Itu yang jadi masalah yang kita hadapi, besok kedelai akan naik di dunia," sambung Syahrul.

Ia menyebut, Kementan berupaya menghadirkan kedelai di dalam negeri, meski anggaran tanaman pangan terus menyusut setiap tahunnya.

Baca juga: Harga Telur Melambung di Mana-mana, Kementan Klaim Produksi Cukup

"Persoalan ada di anggaran, dari Rp 5 triliun ke Rp 3 triliun, lalu sekarang tinggal Rp 1,7 triliun. Di satu sisi kami disuruh bertahan untuk itu, tapi kedelai akan segera kami hadapi," paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan melaporkan adanya kenaikan harga kedelai impor di Tanah Air seiring dengan tren harga global yang meningkat.

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu kedua Januari 2022 sekitar 13,77 dolar AS per bushel, atau setara dengan 505 dolar AS per ton, naik dari kondisi minggu pertama Januari 2022 yaitu 13,15 dolar AS per bushel atau setara 483 dolar AS per ton.

Kenaikan itu membuat landed price diperkirakan berada di kisaran Rp8.500 per kilogram (kg), dan harga di tingkat importir diperkirakan Rp9.300 per kg.

Harga tersebut lebih tinggi dari posisi pada Desember 2021, di mana landed price berada pada kisaran Rp 7.695 per kg, dan di tingkat importir sebesar Rp 8.378 per kg.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat