androidvodic.com

Kenaikan Harga Elpiji Nonsubsidi Jadi Beban Pelaku UMKM Sektor Makanan dan Minuman - News

Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono

News, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg dan Bright Gas 5,5 kg, menambah beban pelaku UMKM di sektor makanan serta minuman.

Anggota Dewan Pertimbangan Apindo Nina Nursinah mengatakan, saat ini pelaku UMKM sedang berusaha bangkit setelah dua tahun tertekan pandemi Covid-19.

"Mereka lagi berusaha bagaimana bisa bangkit lagi. Kenaikan harga elpiji ini momentumnya kurang pas, seberapapun kenaikan itu jadi beban UMKM di sektor makanan dan minuman," ucap Nina saat dihubungi, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Harga BBM dan Elpiji Nonsubsidi Naik, Anggota DPR: Daya Beli Belum Pulih, Bakal Dongkrak Inflasi

Ia menjelaskan, berbicara sektor makanan dan minuman tidak hanya satu maupun dua komponen saja, tetapi banyak komponen seperti sejumlah bahan baku yang saat ini harganya melonjak.

"Sekarang minyak goreng naik, bumbu-bumbu semua naik ditambah harga gas yang naik. Sehingga sektor makanan dan minuman ini perlu dukungan banget dari pemerintah," katanya.

Adapun dukungan tersebut, kata Nina, bisa berupa subsidi terkait harga-harga bahan baku yang dibutuhkan sektor makanan dan minuman agar mereka tetap bisa bertahan.

Baca juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Kowantara: Semoga Tidak Terjadi Kelangkaan Gas Melon

"Pemerintah harus memberikan subsidi atau bantuan lain agar mereka bebannya berkurang. Kasian mereka modalnya sudah habis tertekan pandemi kemarin," tutur Nina.

Pertamina telah menaikkan harga LPG nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg dan tabung elpiji 12 kg disesuaikan sekitar Rp 2.000 per kg.

Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia. Tercatat harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 dolar AS per barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022.

Begitu pula dengan LPG, tren harga (CPA) pada Juli ini mencapai 725 dolar AS per Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang 2021.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat