androidvodic.com

Alat Kesehatan di Indonesia Sebagian Masih Impor, Menkes Targetkan Produksi Sendiri - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA- Kementerian Kesehatan memaparkan bahwa di tahun 2019-2020 terdapat transaksi alat kesehatan (alkes) impor mencapai 88 persen. Sementara untuk produk lokal hanya berkisar 12 persen.

Padahal dari total 496 jenis alkes yang ditransaksikan pada kurun waktu 2019-2020 tersebut, ada 152 alkes yang sebenarnya mampu diproduksi sendiri.

Rendahnya penggunaan alkes produk lokal ini ditengarai keterbatasan teknologi dan implementasi regulasi penggunaan produk dalam negeri.

Hal ini semakin diperburuk saat awal pandemi COVID-19. Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan alat kesehatan karena adanya lockdown. Serta pembatasan mobilitas manusia maupun barang untuk mengurangi transmisi virus.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Karenanya, menurut Budi perlu kemandirian alat kesehatan dalam negeri.

Baca juga: Polisi Periksa Terlapor Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen Izin Edar Alkes

''Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,''ungkap Budi pada keterangan resmi, Sabtu (27/8/2022).

Ia pun menyebutkan jika menargetkan 60 persen produksi alat kesehatan dalam negeri akan menggunakan komponen lokal.

''Kalau sekarang masih ada beberapa komponen dari luar negeri tidak apa-apa. Tapi kita tidak bisa melakukan ini terlalu lama. Keinginan kita sekitar 50-60% alat kesehatan dan obat-obatan dari hulu sampai ke hilir harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri,'' katanya lagi.

Menkes menyebutkan target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa alat kesehatan di Indonesia. Baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih di dominasi impor.

Melalui transformasi ini, lanjut Menkes. Perlahan Indonesia mampu memproduksi alat-alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Kendati baru mampu menghasilkan alat-alat kesehatan berteknologi rendah, Menkes berharap industri kesehatan Indonesia terus berkembang, sehingga nantinya mampu memproduksi alkes berteknologi tinggi.

Budi pun mengatakan dukungan dari para produsen dan UMKM sangat penting guna mewujudkan kemandirian bangsa di bidang kesehatan. Salah satunya yang dilakukan oleh PT D&V Medika yang bekerjasama dengan PT. Mindray untuk memproduksi alat kesehatan elektromedik dalam negeri.

Selain meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi al

Baca juga: Sahroni Minta Kasus Investasi Bodong Alkes Diusut Cepat dan Tuntas

kes dalam negeri, Menkes juga meminta agar belanja alat kesehatan dalam negeri dimaksimalkan.

Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

''Kemenkes berkomitmen dari 38% triliun anggaran belanja barang tahun ini, sekitar 19 triliun (42%) saya minta belanjanya dalam negeri. Sampai Agustus kemarin sudah terealisasi 4 triliun, sampai akhir tahun kita harapkan bisa terealisasi 100%,'' ungkap Menkes.

Progres realisasinya, kata Budi, akan di monitor langsung oleh Presiden Joko Widodo setiap tiga bulan.

''Tahun depan Bapak Presiden minta belanja produk lokal naik ke 95%, kami berharap kedepan lebih banyak industri kesehatan yang bisa memproduksi alat kesehatan di dalam negeri dengan komponen lokal yang tinggi,'' pungkas Menkes.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat