androidvodic.com

Kisah Dua Ibu Perantau Topang Ekonomi Keluarga Lewat Kedai Kreatif Susu Kental Manis - News

News, JAKARTA – Meninggalkan kota kelahiran dan ikut suami merantau di kota yang asing tidak menyurutkan semangat Nurin Silvia dan Wedarningtyas untuk mengembangkan passion mereka di bidang kuliner.

Kedua peserta Dapur Ibu Bersama yang merupakan bagian dari program Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag: Bersama Majukan UMKM Indonesia ini, justru mampu mencapai kemandirian finansial, salah satunya dengan mengandalkan pemasaran digital dalam usahanya.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dan Komunitas Ibu Profesional. Selain Ahli Pemasaran Digital dan Chef Profesional, FFI juga mengundang BPOM sebagai salah satu pemateri dalam program ini.

BPOM menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan oleh pelaku UMKM makanan dan minuman yang harus selalu bersandar pada keutamaan keamanan pangan.

Hal ini akan meningkatkan daya saing yang akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku UMKM.

Sebagai salah satu industri pangan yang berperan serta aktif dalam program Orang Tua Angkat Badan BPOM dan Program dari Frisian Flag, FFI berharap dapat meningkatkan kesadaran keamanan pangan khususnya di komunitas UMKM.

Nurin Silvia, dari Surabaya ke Tangerang Selatan.ff
Nurin Silvia, dari Surabaya ke Tangerang Selatan.

Salah satu peserta Dapur Ibu Bersama, Nurin Silvia, adalah perempuan yang merantau dari Surabaya ikut suaminya ke Tangerang Selatan.

Meski tidak dapat kesempatan mengasah bakat memasak saat kuliah, Nurin justru mendapatkan dukungan dari sang suami untuk mengembangkan diri setelah menikah dan punya anak–yang membuat Nurin pun kini ikut andil dalam perekonomian keluarganya.

Kisah Nurin berawal pada Agustus 2018 lalu, saat dia mendirikan Dapur MamaRins dengan menu andalan donat. Dia pernah mencoba menjual donat secara offline dengan menitipkannya di toko-toko di sekitar rumah.

Namun cara ini dianggap kurang menjanjikan karena Nurin harus bergantung pada kondisi dan toko-toko sekitar. Apalagi, dia tinggal di daerah pinggiran sehingga tidak bisa mematok harga yang terlalu tinggi untuk produknya. Sementara di sisi lain, mobilitasnya juga terbatas.

“Dari situ saya belajar digital dan memberanikan diri jualan secara daring,” kata Nurin.

Setelah berjalan setahun dan menerima pesanan secara pre-order, Dapur MamaRins mulai berjualan aneka kukis. Pada tahun 2019, dia memperluas jaringannya dengan gabung ke komunitas UMKM, termasuk Komunitas Ibu Profesional.

Di komunitas tersebut, Nurin belajar bisnis secara daring dan serius mengembangkan pemasaran secara digital melalui WhatsApp, Instagram, platform e-commerce, hingga robot chat khusus yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UKM.

“Pasar saya menjadi sangat luas, dari luar kota seperti Jakarta, Depok, dan lainnya. Tapi tantangannya adalah harus lebih memperhatikan konten, kekuatan branding, dan kualitas foto. Ini tantangan bagi saya sebagai ibu rumah tangga dan juga guru, butuh waktu dan saya harus berbagi tugas dengan suami, mencari ide, dan sebagainya,” tutur Nurin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat