androidvodic.com

Siap Luncurkan BLT Hampir Rp 1.000 Triliun, Jerman Disebut Tak Bakal Terhindar Dari Resesi - News

TRIBUNNNEWS.COM – Meskipun mengeluarkan dana sebagai paket bantuan lansung tunai (BLT) dan lainnya sebesar hampir Rp 1.000 triliun, Jerman disebut tidak bisa terhindar dari resesi.

Analis menyebut, negara terkaya di Uni Eropa tersebut bakal diterjang inflasi yang tinggi dan krisis energy pada musim salju.

Berlin mengadopsi bantuan keuangan sebesar 65 miliar Euro atau Rp 959 triliun (kurs Rp 14.757/dolar AS) untuk mengurangi tekanan ekonomi.

Langkah-langkah tersebut termasuk subsidi yang lebih tinggi untuk rumah tangga berpenghasilan rendah, pembayaran kepada pelajar dan pensiunan, dan pembatasan harga listrik.

“Sementara paket yang diumumkan memang akan membawa kelegaan bagi yang secara finansial lebih lemah, diragukan bahwa paket tersebut akan cukup untuk mengimbangi dampak dari tagihan energi yang lebih tinggi sepenuhnya,” kata ekonom ING Carsten Brzeski, dalam sebuah laporan kepada klien yang dilihat oleh agen dikutip dari Bloomberg.

Pakar itu juga menyatakan keraguan bahwa paket lengkap akan mulai beroperasi pada 2022, dengan mengatakan bahwa "paket itu mungkin akan gagal dalam mencegah ekonomi yang lebih luas jatuh ke dalam resesi."

Sementara itu, ekonom Commerzbank Joerg Kraemer memperingatkan bahwa langkah-langkah yang diumumkan hanya menciptakan "ilusi” bahwa sebagian besar populasi dapat dilindungi dari dampak kenaikan harga energi.

Dia menambahkan bahwa pendekatan Berlin, dikombinasikan dengan kapasitas produksi maksimal, dapat memicu kenaikan harga konsumen.

Baca juga: Harga Gas Eropa Melonjak, Pemerintah Jerman Kucurkan Bantuan 65 Miliar Euro ke Warganya 

Memotong tagihan listrik rumah tangga sebesar 10 miliar Euro diperkirakan akan mengurangi inflasi utama sebesar 0,6 persen, menurut "perhitungan back-of-the-envelope" oleh Greg Fuzesi, ahli strategi JPMorgan Chase, seperti dikutip oleh Bloomberg.

“Ada terlalu banyak pertanyaan pada saat ini untuk mengukur dampak pasti terhadap inflasi, termasuk tentang waktu,” katanya, seraya menambahkan bahwa “risiko baru mungkin terwujud” karena penghentian pasokan gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1.

Diberitakan sebelumnya, pada masa resesi ekonomi ini, Jerman telah menyiapkan dana sebesar 65 miliar euro atau Rp 959 triliun (kurs Rp 14.757/dolar AS) untuk bantuan inflasi.

Pemimpin Jerman Kanselir Olaf Scholz mengatakan langkah-langkah bantuan yang diumumkan pada hari Minggu diperkirakan sekitar 65 miliar euro, dan termasuk pembayaran satu kali sebesar 300 Euro (Rp 4.427.343) untuk pensiunan Jerman dan pembayaran yang lebih kecil sebesar 200 Euro (Rp 2.951.562) untuk pelajar.

Pemerintah juga ingin memperpanjang program tunjangan perumahan negara dari 700.000 menjadi 2 juta orang, dan memotong pajak jaminan sosial bagi mereka yang berpenghasilan bulanan di bawah 2.000 Euro (Rp 29,51 juta).

Baca juga: Gazprom: Pasokan Gas Nord Stream ke Uni Eropa Berhenti Tanpa Batas Waktu, Jerman Makin Kelimpungan

Di Jerman, penghasilan sebesar itu masuk dalam penghasilan rendah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat