androidvodic.com

Bisnis Ritel di Inggris Merosot ke Level Terendah Sejak Pandemi Covid-19 - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, LONDON - Retailer di seluruh Inggris mencatat pertumbuhan penjualan paling rendah di bulan September 2022 sejak pembukaan kembali toko mereka, sejak pandemi Covid-19.

Dikutip dari Russia Today, Jumat (7/10/2022), menurut BDO, total penjualan like for like pada September lalu hanya naik 2,8 persen dari tahun sebelumnya karena krisis biaya hidup telah memaksa konsumen Inggris untuk mengendalikan pengeluaran mereka.

Di Agustus 2022, penjualan peritel di Inggris hanya tumbuh 3,6 persen dan menjadi penjualan terendah pasca-Covid sebelumnya.

"Kinerja sebenarnya untuk retailer mungkin lebih buruk daripada yang ditunjukkan oleh hasil ini. Dengan meningkatnya inflasi, data menunjukkan bahwa volume penjualan aktual turun secara signifikan, sementara harga yang lebih tinggi lah yang mendorong pertumbuhan," kata Kepala Ritel dan Grosir BDO, Sophie Michael menanggapi temuan tersebut.

Konsultan tersebut menambahkan bahwa pertumbuhan penjualan selama pekan terakhir September merosot menjadi 1,33 persen.

"Setelah menghabiskan banyak uang untuk menyegarkan ruang hidup mereka selama pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) Covid-19, banyak konsumen saat ini cenderung mengencangkan ikat pinggang mereka dan menunda pembelian tunggal yang lebih besar," jelas Mechael.

Baca juga: Biaya Hidup Makin Mencekik, Warga Inggris Banyak Mengeluh, Jumlah PSK Meningkat

Pernyataan itu dilontarkan untuk menanggapi hasil September di sektor peralatan rumah tangga, di mana total like for like penjualan turun 6,3 persen.

Pembeli dan rumah tangga Inggris saat ini berjuang dengan rekor inflasi, sementara kepercayaan konsumen tenggelam ke rekor terendah.

Anggaran mini pemerintah yang kontroversial baru-baru ini membuat tingkat hipotek melonjak, memicu kekhawatiran besar bahwa harga rumah bisa anjlok.

Baca juga: Warga Inggris Antre Beli Bensin di SPBU, Ada Apa?

Beberapa retailer Inggris, termasuk Tesco, Next dan Primark baru-baru ini telah memangkas ekspektasi keuntungan mereka.

Sementara itu, upah pekerja Inggris gagal mengimbangi inflasi yang mencapai 9,9 persen pada Agustus lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat