androidvodic.com

Penyaluran KUR BNI Naik 24,3 Persen, Mencapai Rp51,3 Triliun pada Kuartal III 2022 - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat kenaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 24,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 51,3 triliun pada kuartal III 2022.

Sementara, kredit korporasi swasta mencapai Rp 211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen yoy, dan segmen large komersial sebesar Rp 49,4 triliun atau tumbuh 22,3 persen yoy.

Kemudian untuk segmen konsumer mencapai Rp 106,9 triliun atau naik 11,3 persen yoy dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan.

“Pertumbuhan (kredit) ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan berkelanjutan, dengan menyasar debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” ujar Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati dalam konferensi pers, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Laba BNI Tumbuh 76,8 Persen Jadi Rp 13,7 Triliun di Kuartal III 2022

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menjelaskan, pertumbuhan kredit BNI secara keseluruhan mencapai 9,1 persen yoy menjadi Rp 622,61 triliun pada kuartal III 2022.

Perseroan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.

Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BNI mengandalkan pendanaan terutama dari Current Account Savings Account (CASA) yakni tabungan dan giro, di mana rasio CASA mencapai 70,9 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).

Susi menambahkan, perkembangan kinerja BNI hingga kuartal III 2022 juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai.

Ini sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada posisi 91,2 persen.

“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124 persen, yang menunjukkan bahwa BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” katanya.

Sementara dari sisi kualitas aset, Susi menambahkan, bahwa Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2 persen di September 2021 menjadi 19,3 persen di September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena Covid-19.

“Kami pun terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai yakni sebesar 42,7 persen. Bahkan, kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik, sehingga mendorong perbaikan pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah lebih baik setelah terdampak pandemi,” pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat