androidvodic.com

Jumlah Pengangguran di China Meningkat di Tengah Naiknya Pertumbuhan Ekonomi Negeri Tirai Bambu - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - Data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III 2022 naik signifikan dari sebelumnya 0,4 persen menjadi 3,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Data pertumbuhan ekonomi China juga didukung oleh kenaikan produksi industri menjadi 6,3 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi terlihat mengalami kenaikan, pelaku pasar dan investor merespon pesimis data tersebut.

Pasalnya, mereka berharap bahwa kebijakan Zero Covid dapat di sesuaikan, sehingga memberikan ruang di tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan drama seperti kebijakan Zero Covid.

Baca juga: Naik Melebihi Ekspektasi, PDB China di Kuartal III Tumbuh 3,9 Persen

"Hal ini juga telah mendorong angka pengangguran tumbuh dari sebelumnya 5,3 persen menjadi 5,5 persen. Tentu hal ini menjadi perhatian karena kurangnya ruang bagi perekonomian untuk tumbuh akibat kebijakan Zero Covid," kata Nico dalam risetnya, Selasa (25/10/2022).

Selain itu, kebijakan Zero Covid yang masih mencengkram perekonomian ditambah dengan penurunan di sektor properti diperkirakan masih akan terus membebani pertumbuhan ekonomi ke depannya.

"Belum lagi pemirsa, situasi dan kondisi ekonomi global akan membatasi pergerak ekspor dari China ke depannya. Namun alih alih, penuh dengan ketidakpastian, data ini juga memberikan sebuah harapan bahwa perekonomian China mampu bertahan ditengah tekanan tekanan tersebut," katanya.

Hal tersebut dinilainya memberikan sebuah bukti, bahwa China belum habis meskipun tekanan dari sisi China terus melanda.

Kenaikkan pertumbuhan ekonomi pun, lebih didominasi oleh pertumbuhan infrastruktur yang memberikan harapan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi China.

Adapun laporan pertumbuhan ekonomi China ini keluar setelah penutupan Kongres Partai Komunis yang terjadi 2 kali dalam 1 dekade, di mana pada akhirnya nih pemirsa, Presiden Xi Jinping mengamankan masa jabatan ketiganya.

"Masalahnya adalah, Xi menganggap kebijakan Zero Covid justru memberikan sebuah langkah baru dalam menghadapi Covid, dan selama kebijakan tersebut tidak di sesuaikan, hal ini yang kami khawatirkan akan menekan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang," tutur Nico.

Karena itu, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi tidak akan naik signifikan, apabila kasus kembali terjadi berulang kali, karena tentu hal ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Oleh sebab itu, Nico berharap bahwa kebijakan mengenai Zero Covid bisa disesuaikan, diadaptasikan sesuai dengan keadaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat