androidvodic.com

B20 Indonesia: Digitalisasi dan Kolaborasi Multipihak Dorong UMKM Berdaya Saing - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, JAKARTA – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi roda penggerak perekonomian nasional, terutama di masa pemulihan pasca pandemi dengan kontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.

Tingginya jumlah dan potensi UMKM ini juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah akses pasar atau pemasaran.

Tantangan tersebut bisa diatasi melalui peningkatan inklusi ekonomi yang didukung oleh pemanfaatan digitalisasi untuk menciptakan peluang baru dan mendorong pertumbuhan UMKM agar terus memiliki daya saing.

Pada side event B20 Indonesia “Digitalisasi UMKM: Tempatkan UMKM Indonesia di Rantai Pasok Global” yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (28/10/2022), Ketua Forum B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menyatakan bahwa peningkatan inklusi ekonomi merupakan salah satu rekomendasi strategis dari tiga isu prioritas yang akan disampaikan oleh forum B20 kepada Presidensi G20 pada November mendatang.

Baca juga: Hadirkan Inovasi dengan Praktik Keberlanjutan, Berikut Daftar Pemenang B20 Sustainability 4.0 Awards

Rekomendasi strategis tersebut merupakan upaya nyata Indonesia untuk mendorong inklusi UMKM dalam ekonomi global untuk peningkatan kesejahteraan dan ketahanan ekonomi.

“Penciptaan dukungan untuk ekonomi yang inklusif dan pemberdayaan UMKM serta kelompok ekonomi marginal merupakan breakthrough tersendiri dari B20 Indonesia. Pemberdayaan UMKM belum pernah ditonjolkan karena situasi dan keterwakilan yang sangat terbatas terhadap kepentingan dan perspektif pelaku usaha dari negara berkembang dalam B20 sebelumnya,” terang Shinta.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak yang dapat berperan nyata dalam mendorong pemberdayaan UMKM.

“Kami sungguh-sungguh secara konkret menciptakan dan mendukung aksi nyata untuk mewujudkan hal-hal yang kami rekomendasikan kepada para pemimpin G20. Salah satunya melalui model kerja sama pemberdayaan UMKM dalam rantai pasok yang bersifat multistakeholder, holistik, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Shinta yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia menyebutkan, forum B20 Indonesia mengajak pelaku usaha dan seluruh dunia untuk meningkatkan dukungan yang berkesinambungan dan berkelanjutan untuk UMKM melalui Inclusive Closed Loop Pledge yang hingga saat ini sudah didukung lebih dari 40 perusahaan multinasional di B20, termasuk PT HM Sampoerna Tbk melalui induk perusahaannya, Philip Morris International (PMI).

Dia mengapresiasi peran Sampoerna sebagai salah satu best practice kolaborasi swasta dengan sektor UMKM.

“Saya sangat bersyukur dan bangga karena Sampoerna bisa menjadi panutan dan turut membantu B20 mewujudkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif seperti yang kami perjuangkan,” sambut Shinta.

Side event B20 yang digelar secara hybrid tersebut juga merupakan kolaborasi antara B20 Indonesia, KADIN Indonesia, Bisnis Indonesia, dan Sampoerna.

Sebelumnya, Sampoerna telah menyelenggarakan rangkaian pelatihan daring bertajuk UMKM Untuk Indonesia: Usaha Maju Kian Makmur yang diikuti 9.000 peserta.

Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita menyampaikan, pihaknya berkomitmen berperan nyata untuk mendorong transformasi digital, memperluas akses UMKM agar dapat bersaing, serta menjadi bagian dari rantai pasok global melalui Inclusive Closed Loop Ecosystem yang digagas B20.

“Kami percaya rekomendasi B20 dapat menjadi salah satu legacy kolaborasi multipihak ke depannya agar UMKM Indonesia semakin maju dan berperan pada rantai pasok global. Dengan dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat maka UMKM bisa naik kelas dan go global,” ujar Elvira.

Elvira menuturkan, Sampoerna juga telah melakukan inisiatif untuk membantu UMKM pada umumnya dan digitalisasi khususnya.

Selama perjalanan Sampoerna yang sudah 109 tahun hadir di Indonesia, pihaknya telah menjalankan dua program untuk mendukung UMKM, termasuk memfasilitasi digitalisasi UMKM.

Baca juga: Menteri Teten Siapkan SIDT, Program Untuk Berdayakan UMKM di Ekosistem Digital

Kedua program ini, yakni Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang dibangun sejak 2007 dan Sampoerna Ritel Community (SRC) yang dilakukan sejak 2008.

“Melalui dua program ini, kami berharap UMKM bisa lebih produktif, mandiri, dan berdaya saing. Kami percaya digitalisasi menjadi peluang baru bagi UMKM nasional saat ini. Akan tetapi, dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan dan dukungan berbagai pihak,” pungkas Elvira.

Menurutnya, UMKM menjadi sektor yang paling cepat pulih dan tumbuh pasca pandemi. “Melalui digitalisasi, kami yakin UMKM bisa ambil bagian dari rantai pasok global,” ujar Elvira.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat