androidvodic.com

Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, MOSKWA - Harga gandum berjangka turun lebih dari 6 persen pada Rabu kemarin setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan negara itu telah melanjutkan partisipasinya dalam kesepakatan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam.

Nilai gandum berjangka Desember di Chicago Exchange turun 6,32 persen menjadi 8,45 dolar Amerika Serikat (AS) per gantang pada pukul 10.00 waktu setempat.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (3/11/2022), menurut data perdagangan negara itu, reli kemudian mereda, namun gandum masih turun 5,5 persen untuk hari ini di 8,53 dolar AS per gantang sekitar tengah hari.

Baca juga: Pakistan Sepakat Impor 300.000 Ton Gandum Rusia

Jagung berjangka juga turun 2,4 persen pada 6,80 dolar AS per gantang, seperti halnya oat berjangka, turun 2,61 perse  menjadi 3,89 dolar AS per gantang.

Kesepakatan gandum yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Türkiye, ditandatangani pada Juli lalu.

Itu dimaksudkan untuk membantu membuka ekspor pertanian melalui Laut Hitam dari Rusia dan Ukraina, yang diblokir karena konflik militer antara kedua negara.

Rusia sempat menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan pekan lalu setelah militer Rusia menuduh Ukraina menggunakan koridor gandum untuk menyerang pelabuhan Sevastopol Rusia.

Keputusan tersebut mengakibatkan lonjakan harga biji-bijian, dengan gandum melonjak hampir 8 persen pada pembukaan perdagangan pada Senin lalu.

Namun, Rusia setuju untuk membatalkan penghentian sebelumnya pada Rabu kemarin, setelah Ukraina memberikan jaminan tertulis bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor untuk tujuan militer.

Baca juga: Putin Tuntut Jaminan Keamanan Ekspor Gandum, Zelensky: Tunjukkan Kegagalan Agresi Rusia

"Adalah mungkin untuk mendapatkan jaminan tertulis yang diperlukan dari Ukraina agar tidak menggunakan koridor kemanusiaan dan pelabuhan Ukraina yang ditujukan terkait ekspor produk pertanian untuk operasi tempur melawan Rusia," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat