androidvodic.com

Indonesia Terancam Resesi Ekonomi Global, Pengamat: Terdampak Negatif Tapi Tak Berpengaruh - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Kondisi perekonomian global diperkirakan akan mengalami resesi pada tahun 2023 mendatang. Meski demikian, ancaman itu tak berpengaruh terhadap perekonomian nasional.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah mengatakan, saat ini ekonomi global tengah berperang melawan resesi. Namun, hal itu justru tak berimbas pada ekonomi nasional.

Menurutnya, ekonomi Indonesia mampu tumbuh meski sedikit berdampak akibat guncangan ekonomi global yang tidak menentu.

"Apa alasan kita untuk kita mengatakan resesi. Global memang akan melambat (ekonomi), tapi bukan berati kita juga akan ikutan resesi. Kita (Indonesia) akan terdampak negatif iya, tapi tidak membuat kita tumbuh negatif," kata Piter Abdullah kepada News, Senin (7/11/2022).

Baca juga: 2023 Diprediksi Terjadi Resesi, Wuling Tetap Optimistis Dengan Pasar Otomotif Dalam Negeri

Lebih lanjut, Piter mengatakan, meski bayang-bayang resesi global, ekonomi nasional mampu tumbuh positif sesuai prediksi pemerintah yang memperkirakan ekonomi nasional bakal tumbuh diangka 5 persen pada triwulan ke III.

"Kita tidak akan tumbuh negatif, diperkirakan akan tumbuh sekitar 5 persen. Itu sudah terdampak oleh kondisi global, kalau kondisi globalnya membaik ya kita bisa tumbuh diatas 5 persen. Jadi enggak perlu kekhawatiran terkait resesi global," tuturnya.

Piter menegaskan, perekonomian Indonesia justru tengah mengalami peningkatan dalam proses pemulihan, pada triwulan III, ekonomi nasional diyakini akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I dan II.

"Artinya perekonomian kita justru membaik ditengah kondisi yang dikhawatirkan tadi resesi global. Perekonomian kita mengalami surplus perdagangan yang tidak berhenti dan tidak putus mulai dari akhir tahun 2020," tegasnya.

Selain itu, Piter menambahkan, perekonomian Indonesia terbukti baik-baik saja. Kata dia, hal itu tergambar oleh survei indeks keyakinan konsumen, purchasing manager index serta index penjualan ril, menunjukkan indikator yang positif.

"Ditengah kondisi yang sangat sulit, global yang sudah mengalami kesulitan mulai dari krisis pangan, krisis energi yang disebabkan oleh perang Ukraina, utamanya di Eropa, kita (Indonesia) kan tidak apa-apa sekarang," ujar dia.

Baca juga: Volume Pengiriman Berkurang, Perusahaan Logistik Terbesar di Dunia Peringatkan Risiko Resesi Global

"Kita itu sekarang dalam kondisi yang membaik, di dorong oleh mereda nya Pandemi Covid-19. Sekarang ini kan mobilitas masyarakat membaik, confidence masyarakat itu membaik dan konsumsi kita naik," sambungnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat