androidvodic.com

Masih Ada 4.000 Lebih Desa yang Belum Teraliri Listrik PLN, Ini Penyebabnya - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, menyebutkan bahwa masih ada sekitarnya 4.400 desa di Indonesia yang belum merasakan elektrifikasi dari listrik Perseroan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, desa-desa tersebut berada di wilayah tertinggal, terluar dan terdepan (3T).

"Penyediaan akses ketenagalistrikan bagi Indonesia ini merupakan pengamalan perwujudan sila ke-5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di mana seluruh saudara-saudara kita yang hidup di Nusantara berhak mendapat listrik," ucap Darmawan saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Presiden Tinjau Posko RS Sayang Cianjur, Pastikan Logistik Hingga Pasokan Listrik PLN Aman

"Namun faktanya lebih dari 4.400 desa di daerah yang terluar, terdepan, dan tertinggal, masih belum menikmati listrik dari PLN," sambungnya.

Menurut Darmawan, belum masuknya listrik PLN dikarenakan sulitnya akses serta terisolasinya wilayah tersebut. Sehingga hal ini memberikan sejumlah tantangan, salah satunya membengkaknya biaya investasi infrastruktur per pelanggan.

Berdasarkan data Perseroan, rasio desa yang berlistrik PLN baru di angka 90,97 persen.

Terdapat 2 Provinsi yang rasio desa berlistrik (RDB) masih berada di bawah 50 persen. Yakni Provinsi Papua Barat yang hanya 49,32 persen, dan Papua yang cuma 25,39 persen.

Darmawan melanjutkan, saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan RDB di Tanah Air.

Untuk itu, PLN mendapatkan persetujuan suntikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp10 triliun dari Komisi VI DPR-RI untuk anggaran kerja di 2023.

Anggaran jumbo yang diperoleh Perseroan salah satunya digunakan untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah 3T.

"PMN digunakan untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik PLN. Di tahun 2021, RDB PLN 90,78 persen dan dengan, hadirnya PMN RDB PLN meningkat menjadi 90,97 persen di Oktober 2022 dan akan terus meningkat menjadi 93,83 persen di tahun 2023," ucap Darmawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat