androidvodic.com

Ekonom Prediksi Perbankan Akan Manaikkan Suku Bunga KPR Pada Kuartal II 2023 - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menanggapi kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen pada November 2022.

Menurut Josua, setiap bank akan memiliki waktu penyesuaian berbeda terhadap kenaikan suku bunga acuan tersebut.

Kata dia, bank-bank dengan likuiditas yang cukup baik transmisinya akan lebih lama dan lebih panjang dan besarannya pun tidak akan sebesar kenaikan suku bunga BI.

Baca juga: Bunga KPR Diprediksi Meningkat pada 2023, REI: Tak Berpengaruh Signifikan pada Sektor Properti

"Jadi kalau secara teotitikalnya dan secara histori mengatakan bahwa pada saat BI menaikkan suku bunga, itu biasanya dua hingga tiga kurtal transmisinya. Artinya baru akan ada kenaikan dan penyesuaian suku bunga yang cukup signifikan itu nanti di kurang lebih kuartal II 2023," kata Josua usai menghadiri acara Talkshow Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital, di Kantor Pusat Bank Indonesia dikutip Selasa (6/12/2022).

Di sisi lain, Josua menampik, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bakal berdampak berat usai kenaikan suku bunga BI.

"Dampaknya kepada KPR kita perlu cermati, bahwa ini tidak berlaku untuk yang eksisting. Jadi makanya yang sudah menarik KPR sebelumnya, yang sudah biasanya kan dua tahun pertama itu masih fixed rate," kata Josua.

"Jadi ini artinya nggak akan mempengaruhi juga buat masyarakat yang sudah menarik ataupun mengambil KPR tadi, masih dalam periode fixed rate," sambungnya.

Josua menambahkan, kenaikan suku bunga perbankan akan menyesuaikan kepada kondisi likuiditas dan risk appetite.

"Jadi kita tidak bisa menarik simpulan bahwa kenaikan suku bunga ini akan bisa mendorong kenaikan suku bunga perbankan," ujarnya.

Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Ikang Fawzi menyampaikan, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diprediksi akan meningkat di tahun 2023 disebut tak berdampak signifikan pada sektor properti.

Menurutnya, masyarakat saat ini dinilai sudah lebih cakap menghadapi tantangan perekonomian. Terlebih, dalam pembelian properti.

"Kalau menurut saya dampak nya ada, cuman tidak terlalu signifikan. Karena ya itu, masyarakat kita sudah cukup capable dalam menghadapi masalah-masalah seperti ini," kata Ikang Fawzi saat dihubungi News, Kamis (1/12/2022).

Ikang mengatakan, Real Estate Indonesia (REI) bersama perbankan turut menjaga bunga KPR dengan menyesuaikan pasar properti.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat