androidvodic.com

Analis: Saham GOTO Masih Dalam Tren Pelemahan, Kenaikan Saat Ini Hanya Euforia - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji mengatakan, investor perlu bersabar dengan tidak menjual jika punya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), terutama ketika sedang dalam kondisi floating loss atau rugi yang belum terealisasikan.

Berdasarkan proyeksinya, sementara ini saham GOTO akan bergerak di level support di Rp 81 dan resisten Rp 120, di mana akan tereflesikan bagaimana perusahaan menciptakan sentimen positif.

"Untuk saat ini belum lihat ke arah Rp 50 terlebih dahulu, karena memang GOTO perlu breakdown di Rp 81. Sekarang di Rp 91 atau Rp 92, sehingga dengan level Rp 81 perbedaannya masih cukup ada," ujarnya saat dihubungi News, Kamis (15/12/2022).

Baca juga: Saham GOTO Kembali Ambrol 6 Persen, IHSG Ikut-ikutan Melemah 0,13 Persen ke 6.801

Diketahui, saham GOTO pada perdagangan hari ini ditutup di level Rp 97 atau menguat 3,19 persen meski sempat melemah ke Rp 91, dengan jumlah transaksi 33,6 juta lot senilai Rp 318,34 miliar.

Nafan menilai, pergerakan saham GOTO masih berada dalam fase pelemahan atau downtrend, sehingga kenaikan dua hari lalu hingga 15 persen hanya euforia belaka.

"Kalau secara major, tren belum bullish, masih dalam keadaan downtrend. Misal jika waktu kemarin naik signifikan dua hari lalu sebenarnya hanya euforia saja, ada aksi korporasi kerja sama dengan Transjakarta yang sifatnya menguntungkan kedua belah pihak," katanya.

Selanjutnya, kalaupun saham GOTO kemarin terjadi koreksi hingga minus 6 persen, ini berarti para pelaku pasar mesti tunggu aksi korporasi perusahaan lagi untuk melihat tanda penguatan ke depan.

"GOTO merupakan perusahaan terbuka, harus lakukan aksi korporasi itu secara berkesinambungan untuk memperbaiki kinerja laba bersih. Saat ini belum capai profitabilitas meski pendapatan naik, jadi para pelaku pasar dan investor menanti terobosan GOTO itu agar jadi perusahaan menguntungkan," pungkas Nafan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat