Uni Eropa Sepakati Batas Harga Gas untuk Mengatasi Krisis Energi - News
Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo
News, BERLIN – Para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Senin (19/12/2022) telah menyepakati batas harga gas, setelah berminggu-minggu membahas rencana tersebut dengan tujuan untuk mengatasi krisis energi di Eropa.
Dikutip dari Reuters, pembatasan tersebut merupakan upaya terbaru Uni Eropa untuk menurunkan harga gas yang telah menyebabkan tagihan energi melonjak dan mendorong rekor inflasi tertinggi tahun ini usai Rusia menghentikan sebagian besar pengiriman gasnya ke Eropa.
Para menteri tersebut mengatakan bahwa batas harga ditetapkan pada 180 euro per megawatt jam, tetapi dengan sejumlah syarat. Dan, Komisi Eropa memperingatkan, akan menangguhkan langkah itu jika risiko lebih besar daripada manfaatnya.
Baca juga: Vladimir Putin: Rusia akan Alihkan Lebih Banyak Pasokan Gas ke Asia
"Kami telah berhasil menemukan kesepakatan penting yang akan melindungi warga dari meroketnya harga energi," kata Jozef Sikela, menteri perindustrian Republik Ceko, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.
Adapun pembatasan harga gas tersebut akan mulai berlaku mulai 15 Februari 2023 atau ketika negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati secara tertulis.
Melonjaknya harga listrik dan gas telah mengguncang perusahaan energi di seluruh Eropa, memaksa utilitas dan pedagang untuk mengamankan dana tambahan dari pemerintah dan bank untuk memenuhi persyaratan margin call.
Sementara itu, dua pejabat Uni Eropa mengatakan hanya Hungaria yang menentang batasan harga.
Baca juga: PGN Optimalisasi Gas Bumi untuk Transportasi Darat dan Kapal Nelayan Tradisional
Belanda dan Austria abstain. Keduanya telah menolak batasan tersebut selama negosiasi, khawatir hal itu dapat mengganggu pasar energi Eropa dan membahayakan keamanan energi Eropa.
"Meskipun ada kemajuan dalam beberapa minggu terakhir, mekanisme koreksi pasar tetap berpotensi tidak aman,” kata Rob Jetten, menteri energi Belanda.
"Saya tetap khawatir tentang gangguan besar di pasar energi Eropa, tentang implikasi keuangan dan, yang terpenting, saya khawatir tentang keamanan pasokan Eropa," tambahnya.
Tak hanya sampai situ, proposal batas harga gas Uni Eropa juga mendapat tentangan dari beberapa pelaku pasar, yang mengatakan hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan.
Baca juga: Turki Inginkan Diskon Besar Lebih dari 25 Persen untuk Gas Rusia
Intercontinental Exchange (ICE) sebagai regulator perdagangan Title Transfer Facility (TTF) di bursa Amsterdam, pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya dapat memindahkan perdagangan TTF ke luar Uni Eropa jika blok tersebut membatasi harga.
Terkini Lainnya
Konflik Rusia Vs Ukraina
Adapun pembatasan harga gas tersebut akan mulai berlaku mulai 15 Februari 2023 atau ketika negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati secara tertulis
Menkeu Sri Mulyani: APBN Semester I 2024 Defisit Rp 77,3 Triliun
Konflik Rusia Vs Ukraina
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Kowantara: Kenaikan Harga Minyakita Akan Sulitkan Pedagang Warteg
Harga Bawang Putih Mahal di Atas Rp 40 Ribu Per Kg, Diatasi dengan Impor?
Jokowi Hadiri Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Pusat oleh BPK RI
Serikat Buruh Was-Was Pelemahan Rupiah Berdampak PHK di Industri Otomotif
Dunia Dilanda Ketidakpastian Ekonomi, Presiden: Alhamdulillah Indonesia Sangat Stabil