androidvodic.com

Harga Beras Naik, Wapres Ma'ruf Amin Komentari Laporan Bank Dunia - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Harga rata-rata beras di 34 provinsi terpantau naik pada Jumat (23/12/2022). Kenaikan harga tersebut bertepatan dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang mengomentari laporan Bank Dunia yang menyebut harga beras di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara ASEAN lainnya.

Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag), harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 0.77 persen.

Harganya per Jumat (23/12/2022) naik dari Rp 13 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 13.100 per kg.

Beras medium tak mengalami kenaikan seperti beras premium. Harganya stabil pada angka Rp 11.200 per kg sepekan ke belakang.

Ma'ruf memang sempat menyebut harga beras di tanah air fluktuatif, tetapi dalam batas wajar. Alasannya karena dipengaruhi masa panen.

“Harga beras kalau dilihat sekarang ini memang agak naik ya. Tapi nanti saat panen itu turun, jadi ada masa turun ada masa naik, tapi dalam batas-batas yang wajar,” ungkap Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).

Wapres mengatakan, untuk menilai harga beras semestinya dilihat secara rata-rata dan penilaian tidak boleh hanya ketika harga beras tinggi atau rendah saja.

“Jadi kalau mau menilai harga beras itu harus dirata-rata, jadi ketika murah, ketika naik itu dirata-rata menjadi berapa,” kata Ma'ruf.

Dia mengatakan, selain dipengaruhi waktu panen, fluktuasi harga beras di Indonesia juga cenderung naik pada situasi tertentu, seperti menjelang lebaran dan tahun baru.

Baca juga: Wapres Akui Harga Beras Cenderung Naik, Tapi Bukan yang Termahal di Asia Tenggara

“Memang di Indonesia begitu, kalau mau tahun baru naik, mau lebaran naik, dan kebetulan paceklik kan? Nanti kalau sudah itu turun lagi,” jelas Ma'ruf.

Sebelumnya, laporan Bank Dunia Indonesia Econic Prospect (IEP) edisi Desember 2022 menyebut harga beras di Indonesia 28 persen lebih tinggi dari harga di Filipina.

Bank Dunia melaporkan harga beras di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara ASEAN lain selama satu dekade terakhir. Bahkan, harga beras Indonesia dua kali lipat harga beras di Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Thailand.

Baca juga: Harga Beras Terpantau Stabil Sejak Awal Desember, Meski Tengah Terjadi Krisis Stok Beras

"Konsumen Indonesia membayar harga beras dan makanan pokok lainnya lebih tinggi daripada negara tetangga," tulis Bank Dunia dalam laporannya, seperti dikutip Selasa (20/12/2022).

Mahalnya harga beras di Indonesia, tulis Bank Dunia, disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah untuk mendukung harga pasar bagi produsen di sektor pertanian.

Kebijakan yang dimaksud meliputi kebijakan pembatasan perdagangan seperti tarif impor, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama serta kebijakan harga pembelian minimum di tingkat petani.

Baca juga: NFA Bakal Gelar Operasi Pasar Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Nataru

Selain itu, kurangnya investasi jangka panjang dalam riset dan pengembangan pertanian, layanan penyuluhan, dan pengembangan sumber daya manusia pertanian telah menghambat peningkatan produktivitas yang dapat menurunkan harga pangan dalam jangka panjang.

"Rantai pasokan yang panjang dan biaya distribusi yang tinggi, sebagian karena geografi negara yang kompleks, juga menaikkan harga pangan bagi konsumen di negara tersebut," jelas Bank Dunia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat