androidvodic.com

Suku Bunga Acuan Naik, BTN Belum Lakukan Penyesuaian Bunga Kredit  - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA -  Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra menyatakan banknya belum menyesuaikan suku bunga kredit meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen.

Menurut Nofry, penyesuaian suku bunga kredit perlu dipertimbangkan. Sebab, kata dia hal tersebut bakal berdampak terhadap likuditas Bank BTN.

"Pertama adalah kondisi likuiditas yang kami miliki ya, sumber dana memang kita tahu karena bunga acuan naik ada dampaknya ke sumber dana kami," kata Nofry kepada wartawan, dikutip Kamis (12/1/2023).

Meski demikian, Nofry mengaku, Posisi current account and saving account (CASA) saat ini, dalam kondisi yang meningkat, dilihat sejak akhir tahun 2022 lalu.

"Likuiditas kami masih cukup bagus ya CASA kami juga di akhir tahun, kondisinya terus meningkat hampir sekitar 47 sampai 48 persen," ujarnya.

Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah unsur dari kondisi usaha debitur. Kata dia, pertimbangan itu berdampak pada kualitas kredit.

"Karena ini sangat pengaruh sekali atas kualitas kredit. Kami juga melihat kondisi persaingan yang di perbankan," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Bank Indonesia selama dua hari yakni 21 Desember dan 22 Desember 2022 memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI atau BI 7 Days Reverse Repo Rate naik 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. 

Baca juga: Ekonom Prediksi Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Jadi 6 Persen pada Kuartal I 2023

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 Desember 2022, memutuskan untuk menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen" ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022). 

Demikian pula, suku bunga deposit facility, RDG Bank Indonesia memutuskan naik 25 bps menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga lending facility juga naik 25 bps menjadi 6,25 persen.

Baca juga: Industri Perbankan Waspadai Kenaikan Suku Bunga Acuan hingga Berlanjutnya Perang Rusia-Ukraina

"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi," katanya. 

Dengan demikian, inflasi inti diyakini akan tetap terjaga ke depan kembali ke dalam sasaran di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. 

"Selain itu, juga memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar mengendalikan inflasi barang impor, di samping memitigasi semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," pungkas Perry.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat