androidvodic.com

Jepang Larang Ekspor Chipset Hingga Robot ke Rusia - News

Laporan Wartawan News, Namira Yunia Lestanti

News, TOKYO –  Pemerintah Jepang menambah daftar sanksi bagi Moskow dengan melarang semua ekspor produk perangkat berteknologi canggih ke Rusia.

Langkah tersebut diambil Jepang untuk merespon sikap agresif militer Rusia di Ukraina belakangan ini.

Rusia sebelumnya melancarkan serangan rudal ke beberapa kota padat penduduk hingga menewaskan sedikitnya 11 warga negara Ukraina, Kamis (26/1/2023) pagi waktu setempat.

Daftar sanksi ekspor tersebut meliputi larangan ekspor untuk peralatan eksplorasi gas, komponen semikonduktor, senjata meriam air, bahan peledak hingga sistem robotik serta produk kesehatan mencakup peralatan pemeriksaan sinar-X dan vaksin.

“Mengingat situasi seputar Ukraina kian memanas Jepang akan berupaya untuk mengamankan perdamaian dengan menerapkan larangan ekspor sejalan dengan negara-negara besar lainnya,” kata Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang dalam rilisnya, Jumat (27/1/2023).

Tak hanya membatasi perdagangan ekspor, Jepang juga turut membekukan sejumlah aset entitas besar asal Moskow di antaranya adalah perusahaan pesawat JSC Irkut Corp dan pembuat rudal darat-ke-udara MMZ Avangard.

Serta memblokir aset milik 22 pejabat berpengaruh di Rusia seperti wakil menteri pertahanan Mikhail Mizintsev, menteri kehakiman Konstantin Chuychenko, dan 14 individu pro-Moskow yang bergabung dalam aneksasi Ukraina.

Baca juga: Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno Tegur Dewi Soekarno, Diminta Segera Tinggalkan Ukraina

Semua sanksi baru Jepang atas Rusia mulai berlaku 3 Februari 2023, sebelum menjatuhkan sanksi ini Jepang diketahui telah berulang kali melayangkan embargo dan pembekuan ekspor di sektor perekonomian.

Namun hal tersebut belum cukup mampu menghentikan invasi yang dilakukan Rusia. 

Baca juga: Sanksi Baru AS Targetkan Kelompok Tentara Bayaran Wagner Rusia

Lewat sanksi baru ini Jepang berharap kekuatan militer Rusia sedikit melemah dan goyah sehingga moment tersebut dapat dimanfaatkan Ukraina untuk membalaskan serangan balik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat