androidvodic.com

Subholding PLN Ini Jadi Pengelola Energi Primer Terbesar di Asia Tenggara - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Subholding terbaru PLN, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) kini adalah pengelola energi primer terbesar di Asia Tenggara.

Hal itu terjadi setelah transformasi PLN melalui restrukturisasi holding dan subholding, memunculkan dua perusahaan pengelola pembangkit terbesar di Asia Tenggara, yaitu PT PLN Nusantara Power (Genco 1) dan PT PLN Indonesia Power (Genco 2).

PLN Indonesia Power mengelola pembangkit sebesar 23 Gigawatt (GW) dan PLN Nusantara Power sebesar 21 GW. Totalnya menjadi 44 GW.

Baca juga: Terapkan Energi Terbarukan, PLN Energi Primer Bangun Kerja Sama Amankan Stok Biomassa untuk PLTU

"Kemudian, PLN Energi Primer Indonesia men-supply bahan bakar ke pengelola pembangkit terbesar juga. 44 GW. Sehingga menjadi pengelola energi primer terbesar di Asia Tenggara," kata Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam acara press briefing di Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).

Ia menyebut PLN EPI diuntungkan oleh regulasi dari Kementerian ESDM dalam men-supply 44 GW ke dua perusahaan pengelola pembangkit tersebut.

"Kita bersyukur bahwa penyediaan itu dibantu oleh Kementerian ESDM, oleh regulasi-regulasi yang mendukung kita dengan harga batu bara yang regulated. Harga batu bara acuan (HBA) itu 70 dolar AS dan juga penetuan harga gas seperti HGBT yang 6 dolar dan sebagainya itu sangat membantu kami," kata Iwan.

"Itu yang mendukung kami bagaimana dari sisi harga kita tidak terpapar secara langsung dengan fluktuasi harga market di luar karena kita regulated. Itu terima kasih ke Kementerian ESDM yang telah mendukung kita dengan beberapa peraturan, baik itu harga batu bara, gas, dan lain sebaginya," ujarnya melanjutkan.

Lalu, dalam kegiatan men-supply ini, pihaknya juga menjalankan kontrak jangka panjang untuk menjaga security of supply ini.

"Kita juga menjalankan kontrak jangka panjang untuk security ini. Jadi, kita usahakan kontrak-kontrak itu berupa kontrak jangan panjang, tapi tidak banyak," kata Iwan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat