androidvodic.com

Naik 43 Persen, Penjualan Alat Berat Tahun Lalu Mencapai 129,13 Juta Dolar AS - News

Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono

News, JAKARTA - PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 168,52 juta dolar AS pada 2022, tumbuh 41,23 persen dari pencapaian tahun sebelumnya 119,32 juta dolar AS.

Kinerja pendapatan tersebut tidak lepas dari kondisi volatilitas pasar komoditas baik tambang maupun perkebunan. Isu-isu geopolitik dan nilai tukar memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Kobex yang merupakan distributor alat berat , seperti di antaranya Doosan, TEREX, Mercedes Benz, Jungheinrich, Hako, dan Dynapac, mencatat penjualan unit alat berat tercatat tumbuh 43,50% menjadi 129,13 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 89,99 juta dolar AS.

Baca juga: Geliat Tambang Batu Bara Dinilai Bakal Kerek Usaha Produsen Alat Berat

"Segmen ini membukukan kontribusi sebesar 76,63% terhadap pendapatan konsolidasi perseroan," tulis keterangan perseroan, Jumat (31/3/2023).

Adapun kontribusi terbesar kedua disumbangkan segmen penjualan suku cadang yang membukukan pendapatan sebesar 19,28 juta dolar AS, tumbuh 19,82% dibandingkan pencapaian tahun 2021 sebesar 16,09 juta dolar AS.

Segmen jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 75,41% menjadi 13,51 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu sebesar 7,7 juta dolar AS.

Sedangkan segmen sewa (alat berat dan gedung) tercatat tumbuh 19,15% menjadi 6,60 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5,54 juta dolar AS.

Kenaikan pendapatan sepanjang 2022 juga dibarengi oleh kenaikan beban pokok pendapatan. Dimana sepanjang 2022 tercatat sebesar 137,97 juta dolar AS, tumbuh 42,32% dibandingkan periode yang sama 2021 sebesar 96,94 juta dolar AS. Dengan demikian, laba bruto tercatat tumbuh 36,5%.

Laba usaha tercatat US$5,60 juta, terkoreksi dari posisi sebelumnya US$16,41 juta. Hal ini disebabkan oleh adanya kerugian kurs sebesar 5,86 juta dolar AS tahun 2022 dibandingkan dengan laba kurs 176 ribu dolar AS di tahun 2021.

Baca juga: Pelaku Industri Pertambangan Nasional Dukung Kebijakan Presiden Jokowi Soal Hilirisasi Nikel

Sebagian besar rugi kurs 2022 ini adalah kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss).

Koreksi laba usaha juga karena di tahun 2021, Perseroan merubah metode pencatatan akuntasi nilai properti investasi berdasarkan nilai pasar sehingga terjadi keuntungan sebesar 7,20 juta dolar AS, dibandingkan dengan kerugian nilai properti investasi tahun 2022 senilai 220 ribu dolar AS.

Laba sebelum pajak penghasilan dan laba bersih masih berada dalam teritori yang baik meski terjadi koreksi tersebut di atas.

Laba sebelum pajak 2022 sebesar 5,14 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu US$ 13,78 juta dan laba bersih 2022 sebesar US$ 4,20 juta dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu 13,55 juta dolar AS.

Martio selaku Wakil Presiden Direktur menjelaskan, kinerja laba bersih pada 2022 merupakan dampak dari perlakuan pembukuan akutansi perubahan metode perhitungan akun properti investasi (aset perseroan berupa gedung yang disewakan) dan laba (rugi) selisih kurs.

Apabila perhitungan laba bersih mengesampingkan laba (rugi) selisih kurs dan perhitungan akun properti investasi seperti yang dijelaskan diatas, maka laba bersih 2022 bisa mencapai 10,28 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu 6,17 juta dolar AS atau setara pertumbuhan laba bersih sebesar 66,7%.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat