Impor KRL Bekas Ditolak, Pengamat: Usulan Sudah Lama Baru Dibahas Sekarang - News
Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh
News, JAKARTA - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan pada Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, menyoroti hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengenai pengadaan impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.
Menurut Djoko, usulan pengadaan impor KRL bekas ini diketahui sudah sejak lama. Namun dia menyayangkan pembahasan dilakukan baru sekarang. Terlebih, hasilnya adalah tidak disarankan untuk impor KRL bekas.
Baca juga: Polemik Impor KRL Bekas: Ditolak Pemerintah dan Mentah di DPR, Tapi Dibela Warganet
"Biar aja nggak apa-apa, nanti kita bully bareng-bareng. Orang dia nggak paham kok itu usulan sudah lama kenapa baru di bahas sekarang," ujar Djoko kepada wartawan saat dihubungi, Jumat (7/4/2023).
Djoko mengklaim, keputusan itu tidak didasari keadaan di lapangan. Bahkan kata dia, para penyusun kebijakan tersebut dinilai tak pernah menaiki transportasi umum KRL.
"Itu karena nggak ada 'cuan' nya, berbeda dengan urusan kendaraan listrik. mereka soalnya nggak pernah naik KRL waktu sibuk," ucapnya.
Terkait okupansi penumpang KRL yang diperkirakan sebesar 62,75 persen, Djoko mengatakan, pemerintah disebut tidak cermat dalam melihatnya. Pasalnya, kepadatan penumpang kian terasa pada jam-jam sibuk.
"Berarti dia tidak cermat melihat okupansi, harusnya dia lihat jam berapa sibuk dan tidak sibuk, ditambah saat ini rangkaian KRL kebanyakan 8 rangkaian," tutur dia.
"Indonesia itu banyak orang pandai tapi punya kebijakan tidak cerdas," lanjutnya.
Adapun berdasarkan hasil audit BPKP, Pengadaan impor KRL bekas ini disebut tidak mendukung pengembangan industri perkeretaapian nasional.
Baca juga: Pemerintah Resmi Menolak Impor KRL Bekas Dari Jepang
Djoko menilai hal tersebut tidak sebanding dengan proyek yang saat ini tengah digagas pemerintah yakni Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Kata dia, seluruh KCJB itu diproduksi oleh China. Bahkan, petugas kebersihan KCJB berasal dari warga negara asing (WNA).
"Kenapa sekarang, kerta cepat buat kursi aja dari china kenapa tidak dibuat di Indonesia. Emang Indonesia nggak bisa buat kursi kereta cepat," tegas dia.
"Orang yang nge lap kereta juga dari China yang ngelapin tiap hari. Itu dari orang China," sambungnya.
Terkini Lainnya
Adapun berdasarkan hasil audit BPKP, Pengadaan impor KRL bekas ini disebut tidak mendukung pengembangan industri perkeretaapian nasional.
Hingga Juni 2024, IHSG Terkoreksi 2,88 Persen ke Level 7.063
BERITA REKOMENDASI
MTI Soroti Masih Minimnya Sabuk Pengaman untuk Penumpang Bus
BERITA TERKINI
berita POPULER
Di Hadapan DPR, Bos BTN Ungkap Aksi Korporasi dengan Bank Muamalat Tak Dilanjutkan
Dampak Permendag 8 Tahun 2024, 11.000 Pekerja Industri TPT Kena PHK
Pengusaha Ngeluh Nilai Tukar Rupiah Terpuruk, Bank Indonesia Kasih Kabar Gembira
Menkeu Sri Mulyani Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen pada Semester II 2024
Atasi Jebakan Negara Berpendapatan Menengah, Pemerintah Perlu Transformasi Birokrasi