androidvodic.com

Dilanda Krisis, Bank Tertua Australia Westpac PHK 300 Pekerja - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEW.COM, SIDNEY – Bank tertua di Australia, Westpac Banking Corp mengumumkan pemangkasan hubungan kerja (PHK) terhadap 300 pekerja dari unit bisnis, pada Senin (12/6/2023).

Sebelum menggelar PHK massal, pada bulan Mei lalu Westpac sempat menjadi perbankan yang menyediakan hipotek terbesar kedua di Australia dengan mengantongi laba bersih mencapai 400 miliar dolar AS.

Namun kondisi tersebut berbanding terbalik setelah bank sentral Australia mengambil langkah agresif dengan mengerek naik suku bunga untuk menekan inflasi yang melonjak 7,8 persen menuju ke level tertinggi dalam 32 tahun terakhir.

Baca juga: PHK Putaran Kedua, Spotify Pangkas 200 Karyawan di Divisi Podcast

Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi di Australia melandai.

Akan tetapi sikap agresif yang dilakukan bank sentral Australia ini telah memicu penurunan laba pada sejumlah perbankan investasi, termasuk pada Westpac.

Ini lantaran kebijakan moneter bank sentral secara tidak langsung telah mengerek naik suku bunga di perbankan lokal, hingga mendorong bos startup untuk menunda penawaran umum yang ditawarkan Westpac.

Alasan tersebut yang kemudian membuat bisnis investasi Westpac boncos ditengah ketidakpastian ekonomi global.

"Pekerja Westpac telah berjuang dengan tuntutan beban kerja yang berlebihan, dan pemotongan ini berarti mereka yang tertinggal perlu melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit." Sekretaris Nasional FSU Julia Angrisan.

Westpac Banking Corp bukanlah satu – satunya perbankan top global yang melakukan PHK pada bulan ini. Sebelumnya beberapa bank besar dunia seperti Citigroup Inc, JPMorgan, Morgan Stanley serta Credit Suisse telah lebih dulu menggelar PHK.

Baca juga: Dampak Pengetatan Suku Bunga The Fed, Goldman Sachs PHK 250 Karyawan

Pemangkasan sengaja dilakukan perbankan global untuk mengurangi biaya operasional ditengah ancaman krisis, akibat anjloknya bisnis investasi. Dengan begini layanan perbankan global dapat tetap beroperasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat