androidvodic.com

Gas Melon Langka, Kuota LPG Subsidi Tahun Ini Jebol 0,2 Juta MT - News

News -- Kelangkaan LPG 3 kilogram atau biasa disebut gas melon terjadi di sejumlah tempat dalam beberapa hari belakangan ini.

Dalam liputan Tribun Grup kelangkaan terjadi di sejumlah daerah seperti di Samarinda Kalimantan Timur, Bali dan beberapa kabupaten di Jawa Timur.

Di Samarinda misalnya beberapa hari lalu, karena terjadi kelangkaan LPG 3 kilogram sehingga warga antre untuk membeli gas elpiji subsidi tersebut.

Baca juga: Pertamina Siapkan 200 Kapal Untuk Kelancaran Distribusi BBM dan LPG di Periode Ramadan-Idul Fitri

Hal ini tampak di kawasan Jalan Jalan M. Said, RT 28, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.

Warga antre demi mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, atau yang biasa sering disebut gas melon.

Sementara di Semarang, Jawa Tengah, pedagang ecer gas melon mengeluhkan adanya penurunan penjualan yang terjadi secara drastis. Pasalnya, penurunan penjualan itu terjadi setelah adanya aturan pembelian dengan menunjukkan KTP.

Hal itu di antaranya diakui Lilik, pedagang ecer di jalan Wotgandul Semarang. Lilik mengaku kini penjualannya menurun 50 persen.

Menurut dia, banyak di antara pelanggannya yang tak mau lagi membeli elpiji 3 kilogram di tokonya karena syarat menunjukkan KTP.

"Saya punya langganan di tiga pangkalan, kalau mau dapat suplai, semuanya minta KTP. Otomatis saya minta ke pelanggan saya. Tapi kendalanya, pelanggan di tempat saya tidak mau. Mereka banyak yang kabur, takut dikira untuk diikutkan pinjam online (Pinjol).

Penjualan sepi, berkurang banyak. Dulu antara 50-60 tabung perhari ini, ini hanya 30 tabung," keluh Lilik, kepada Tribun Jateng.

Di sisi lain, Lilik menyadari memang pembelian LPG 3 Kg ini harusnya melalui agen resmi. Namun ia yang sudah berjualan elpiji ecer bertahun-tahun itu mengaku dilema sebab itu sudah menjadi mata pencahariannya.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga Perluas Implementasi Pencatatan Digital LPG Subsidi

Ia menginginkan adanya solusi agar tetap bisa berjualan dan tidak membuat khawatir pembeli.

"Pelanggan saya warga sekitar sini dan belinya juga satu-satu. Inginnya ya jangan ada syarat yang ribet," ujarnya.

Pedagang lain, Setiabudi mengatakan, syarat pembelian elpiji melon menggunakan KTP awalnya cukup dianggap rumit oleh pelanggan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat