androidvodic.com

Sikap Antisipatif Investor Terhadap Suku Bunga The Fed Bikin Mayoritas Bursa Asia Melemah - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tutup di zona negatif minus 0,19 persen ke level 6.639,73 dan Indeks LQ45 turun sebesar 0,17 persen ke level 942,72 dengan saham-saham di sektor keuangan dan energi menjadi penekan.

Analis pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, investor mengantisipasi pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terhadap masa depan tingkat suku bunga, libur bursa di Asia, dan libur panjang akhir bulan di Indonesia.

Indeks di Bursa Asia mayoritas melemah di akhir pekan, yakni Indeks Nikkei turun 483 poin atau 1,45 persen ke 32.781, Indeks Hang Seng turun 328 poin atau 1,71 persen ke 18.889, dan Indeks Straits Times turun 30 poin atau 0,96 persen ke 3.191.

"Antisipasi investor kelewatan dan bursa Asia kebakaran berhasil menyeret pasar saham dan obligasi Indonesia di akhir pekan," ujar dia melalui risetnya kepada News, Sabtu (24/6/2023).

Lanjar menyampaikan, pasar obligasi terkoreksi tipis terindikasi dari imbal hasil acuan tenor 10 tahun naik 0,6 persen kelevel 6,295 persen.

"Aksi jual tersebut membuat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,36 persen ke level Rp14.994 rupiah per dolar AS," katanya.

Lebih lanjut, dia merincikan di pekan ini sentimen yang membayangi pasar cenderung negatif dan membuat investor cenderung antisipasi.

Dari Amerika, The Fed memberikan kesaksian dengan nada yang tetap hawkish pada suku bunga di hadapan kongres.

Baca juga: BI Prediksi The Fed Akan Kembali Naikkan Suku Bunga Jadi 5,5 Persen di Juli 2023

Hal tersebut menggiring spekulasi yang lebih tinggi terhadap peluang kenaikan tingkat suku bunga Amerika di FOMC atau pertemuan bulan Juli 2023.

Sementara dari pasar Asia, PBoC atau People Bank of China dinilai kurang dalam mendukung prekonomian dengan memangkas suku bunga kredit lebih kecil dari yang diharapkan hingga libur bursa di China selama dua hari jelang akhir pekan.

Kemudian dari dalam negeri, kata Lanjar, ketidakpuasan pasar pada pandangan Bank Indonesia terhadap suku bunga di tengah inflasi yang telah mencapai target awal dan libur cuti bersama di akhir bulan menjadi sentimen negatif.

Baca juga: Sikap The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi Bikin Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp15.000 per Dolar AS

Kendati demikian, secara fundamental apa yang disampaikan pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di bulan Juni 2023 terbilang baik.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid didukung oleh permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mendukung ketahanan eksternal, nilai tukar rupiah terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Likuiditas perbankan tetap longgar dan kredit atau pembiayaan perbankan kembali meningkat," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat