androidvodic.com

Studi: 85 Persen Waralaba Bertahan Jalankan Bisnis Lebih dari 5 Tahun, Startup Hanya 50 Persen - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JAKARTA - Membangun kemitraan dalam berbagai bidang dianggap sebagai langkah yang dapat menciptakan kesuksesan bagi kedua belah pihak yang menjalin kerja sama.

Karena pada prinsipnya, tidak ada satu pun pihak yang mampu menjalankan semua tugas sendirian tanpa memerlukan adanya kontribusi pihak lain di dalamnya, termasuk dalam membangun bisnis.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh FranNet, 85 persen dari waralaba dapat bertahan dalam bisnis mereka selama lima tahun atau lebih.

Di Indonesia, saat ini bisnis kemitraan atau waralaba semakin menjamur karena dianggap sebagai salah satu strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak untuk mencapai tujuan bersama, yakni saling menguntungkan.

Baca juga: Pertumbuhan Industri Waralaba Diprediksi Tembus 5 Persen Pada 2023

Pakar waralaba, Pete First menyebut ada empat mekanisme utama waralaba yang dapat mendorong konsep bisnis naik level.

1. Waralaba dapat membantu melokalkan dan mendiversifikasi operasi

Dikutip dari laman Forbes, Rabu (28/6/2023), waralaba memberi peluang bagi pelaku usaha untuk menjadi lokal namun terukur dan konsisten.

Menurutnya, pemilik waralaba baru yang ingin membuka lokasi di komunitas atau pasar tertentu kerap memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan sentimen komunitas tersebut.

"Dengan berekspansi ke wilayah dan kawasan baru melalui waralaba, bisnis akan menjangkau audiens yang lebih luas, baik dalam mendiversifikasi maupun melokalkan jangkauan anda," kata First.

2. Risiko waralaba relatif rendah

Membuka usaha mandiri atau waralaba memang bukan merupakan hal yang mudah.

Namun menerapkan konsep waralaba dapat mengurangi banyak risiko yang diperlukan untuk membangun atau mengembangkan bisnis dari nol, baik bagi pemilik waralaba maupun penerima waralaba.

"Pemilik waralaba dapat menjalani proses penskalaan bisnisnya tanpa harus mengorbankan kualitas layanannya, mengumpulkan dana dari luar atau menambah biaya overhead," jelas First.

Baca juga: Potensi Pasar Besar, Bisnis Waralaba Kuliner Masih Jadi Primadona

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat