androidvodic.com

Menko Perekonomian Airlangga: Indonesia Siap Jadi Anggota OECD - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia tengah mempersiapkan untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau (OECD).

Airlangga mengatakan, persiapan itu bahkan sudah dikomunikasikan dengan Sekretaris Jenderal OECD yakni Mathias Cormann.

"Minggu lalu, saya baru komunikasi dengan Sekretaris Jenderal Organisasi OECD untuk melaksanakan arahan presiden, bahwa kita sudah mulai memproses untuk menjadi anggota OECD," kata Airlangga kepada wartawan di Hotel Kempinski, Kamis (20/8/2023).

Baca juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Jadi 3,1 Persen

Airlangga mengungkapkan pertemuannya dengan Sekjen OECD beberapa waktu lalu. Dia mengaku persiapan Indonesia menjadi anggota OECD disambut baik.

"Dari sekjen OECD sudah mengatakan bahwa Indonesia pantas karena selama ini menjadi key partner, keberhasilan Indonesia memimpin G20. Mereka sangat respek apalagi saat sekarang presiden memimpin KTT Asean," ujar dia

"Sehingga dengan demikian, leadership Indonesia di Asean sudah sangat di ketahui, dan oleh karena itu keanggotaan OECD disambut sangat baik," sambungnya.

Di sisi lain, Airlangga menyampaikan, keanggotaan OECD ini bakal mendorong Indonesia untuk melaksanakan program dengan standar negara maju.

"Karena tentu kita berharap, dalam proses untuk menjadi negara maju maka ini keanggotaan OECD menjadi penting," jelasnya.

Sementara itu, Airlangga berujar, Indonesia saat ini menjadi negara ketiga yang tengah berproses menjadi anggora OECD selain Jepang dan Korea.

"Untuk menjadi anggota OECD, negara Indonesia adalah negara ketiga di Asia yang berproses, yang sekarang yang menjadi anggota OECD itu adalah Jepang, dan Korea," ungkapnya.

Adapun terkait prosesnya, Airlangga berujar membutuhkan waktu 3 sampai 4 tahun.

"Tentu prosesnya akan makan waktu tidak langsung, biasanya makan 3 sampai 4 tahun berdasarkan pengalaman Korea atau Jepang di periode yang lalu," jelasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat