androidvodic.com

India Resmi Setop Ekspor Beras Akibat Gagal Panen, Pasar Global Terancam Krisis Pangan - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, NEW DELHI – Pasar global terancam mengalami krisis pangan massal usai Perdana Menteri India Narendra Modi resmi memberlakukan larangan ekspor beras dunia, berlaku mulai 20 Juli 2023.

Larangan ekspor beras jenis non basmati diberlakukan Modi lantaran para petani di India mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrim, dimana sejak April kemarin India dilanda gelombang panas mencapai 46 derajat celcius.

Tak hanya gelombang panas, efek domino dari siklus el nino juga telah menyebabkan uap air berhembus ke arah daratan. Uap air yang terkena suhu panas di daratan selanjutnya mengembun menjadi hujan yang lebat dan suhu yang lembab.

Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Pemerintah dan Bulog Pastikan Stok Beras Aman

Luapan banjir dari Sungai Yamuna akibat hujan deras yang mengguyur negara bagian Assam, India selama beberapa hari terakhir bahkan telah menenggelamkan sebuah taman di belakang Taj Mahal.

Kondisi ini yang membuat para petani panen di sentra-sentra produksi beras seperti Punjab dan Haryana mengalami gagal produksi, hingga pasokan beras menipis dan memicu lonjakan harga beras non basmati sebesar 3 persen.

Khawatir kondisi ini kian memicu krisis beras jenis non basmati di dalam negeri, PM Modi akhirnya terpaksa memberlakukan larangan beras non basmati atau yang dikenal dengan beras kebuli.

“Untuk memastikan ketersediaan beras putih non basmati yang memadai di pasar India dan untuk menahan kenaikan harga di pasar domestik, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspor,” kata Kementerian Pangan India, mengutip dari Reuters.

Pasar Global Terancam Alami Krisis Pangan

Tak hanya beras non basmati, ekspor gula dan berbagai jenis biji – bijian juga turut dibatasi pemerintah Modi. Imbas larangan ekspor tersebut pasar global kini tengah dihantui ancaman krisis pangan.

"Pasokan beras global akan mengetat secara drastis karena negara ini adalah produsen makanan pokok kedua terbesar di dunia," kata Eve Barre, ekonom ASEAN di perusahaan asuransi kredit perdagangan Coface.

India sendiri diketahui menjadi salah satu eksportir beras terbesar di dunia, dengan menyumbang 40 persen ekspor beras ke pasar global. Adapun jenis beras yang kerap diekspor India dalam setahun terakhir diantaranya beras non-basmati sebanyak 10 juta ton dan dan 7,4 juta ton beras jenis pratanak.

Belum diketahui sampai kapan larangan ekspor akan diberlakukan PM modi, namun apabila pembatasan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka sejumlah negara Asia dan Afrika kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan.

“Thailand dan Vietnam tidak memiliki cukup persediaan untuk menutupi kekurangan, pembeli Afrika akan paling terpengaruh oleh keputusan India. Efek pembatasan ini kemungkinan besar akan berdampak pada ancaman krisis pangan global,”ujar BV Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras.

Pasokan beras RI Surplus

Menanggapi ramainya isu krisis beras global, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras dalam negeri mengalami surplus, meski tidak ada pasokan impor beras dari India.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 750 ribu ton , disamping itu juga hingga hari ini BULOG sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita dalam keterangan resminya.

“Untuk mewujudkan pemenuhan Cadangan Pangan ditengah ancaman ekspor beras India dan bencana el nino BULOG akan terus menjamin kebutuhan melalui outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang," tambah Febby.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat