androidvodic.com

Harga Minyak Dunia Sentuh 95 Dolar AS Per Barel, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, BALI - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan kenaikan harga minyak mentah dunia yang menyentuh 95 dolar Amerika Serikat (AS) didasari oleh pengurangan suplai dari Saudi Arabia dan Rusia.

"Tentu semua mengikuti bahwa pegerakan harga minyak ditentukan oleh sinyal Saudi Arabia dan Rusia yang memang melakukan pengendalian dan pengurangan suplai dari minyak," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN kita, secara virtual, Rabu (20/9/2023).

Bendahara negara RI bilang, jika dilihat dari sisi permintaan Amerika Serikat masih memiliki permintaan yang signifikan meski dihantam inflasi oleh suku bunga tinggi.

Baca juga: Target Produksi Minyak 1 Juta Barel Perhari, SKK Migas Butuh Investasi Senilai 20 Miliar Dolar/ahun

"Dan RRT meskipun ekonomi melemah permintaan terhadap minyak tidak menurun bahkan terjadi kenaikan," jelas dia.

"Sehingga ini penyebab kenapa brent oil crude naik pada level yang cukup tinggi yaitu di dekat 95 dolar AS per barel dalam waktu yang sangat singkat," ungkapnya.

Sementara itu, Sri Mulyani juga menjelaskan komoditas lain yang masih meneruskan situasi penurunan dibandingkan tahun lalu. Crude Palm Oil (CPO) sebesar 15,6 persen turun dibandingkan tahun lalu atau year to date.

"Gas turun 30,7 persen dari awal tahun atau tear to date, coal lebih tajam 56,8 persen. Sementara beberapa komoditas pangan seperti gandum, soybean dan corn semua mengalami koreksi," jelasnya.

Sebelumnya Sri Mulyani menyatakan, pemerintah tengah memonitor harga minyak mentah dunia yang mengalami kenaikan akhir-akhir ini.

Bendahara negara RI bilang, melonjaknya harga minyak mentah dunia disebabkan oleh pembatasan produksi yang dilakukan oleh sejumlah negara OPEC+.

"Jadi kita lihat perkembangan akhir-akhir ini yang naik sangat tinggi karena di satu sisi ada sisi suplainya Saudi dan Rusia, OPEC+ secara secara khusus mengendalikan atau menurunkan jumlah produksinya," ujar Sri Mulyani kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: Produksi Tembus 1 Juta Barel Setara Minyak Per Hari, Pengamat Sebut PHE Dorong Pertumbuhan Ekonomi

"Di sisi lain, permintaan ternyata masih cukup tinggi. Jadi kita lihat ini akan jadi salah satu tren yang harus kita monitor secara terus menerus," imbuhnya.

Sri Mulyani bilang, harga minyak mentah dunia ini bakal berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Di sisi lain juga pihaknya tengah menyiapkan kebijakan fiskal berupa subsidi yang bakal disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Kita kan sudah tetapkan bersama DPR yang besok akan diketuk mengenai jumlah subsidi kompensasi dan mekanisme, terutama untuk permintaan baik listrik, LPG 3 kg, semuanya itu menyangkut energi prices," ucap Sri Mulyani .

"Jadi kita akan terus menghitung secara bersama dengan Menteri ESDM dan pak Erick dari BUMN, bagaimana kita bisa menjaga berbagai objektif atau tujuan tadi, stabilitas harga, produksi naik dari sisi upstream-nya, dan juga dari sisi downstream-nya," imbuhnya.

Sri Mulyani menegaskan bahwa Kementerian Keuangan menargetkan subsidi yang tepat sasaran, untuk mengatasi harga minyak yang belum juga turun.

"Kita akan lebih mentargetkan subsidi supaya lebih tepat sasaran. Itu menjadi salah satu PR yang harus kita lakukan," tegas dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat