androidvodic.com

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, RABAT – Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan pandangan terkait prospek ekonomi global yang akan datang.

Dalam laporan terbaru, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2024 dari perkiraan 3 persen pada tahun ini.

Perlambatan itu terjadi pada saat dunia belum sepenuhnya pulih dari resesi akibat pandemi Covid-19 dan saat ini dunia sedang menghadapi dampak dari konflik Timur Tengah, khususnya terhadap harga minyak.

Baca juga: Komisi I DPR RI Desak PBB Berperan Aktif Menyelesaikan Perang Palestina dan Israel

“Ekonomi global sedang tertatih-tatih, bukannya berlari kencang,” kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF.

Gourinchas lebih lanjut mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak perang yang telah berlangsung selama berhari-hari antara Israel dan kelompok militan Hamas terhadap pertumbuhan ekonomi global.

“Kita telah melihatnya dalam krisis-krisis dan konflik-konflik sebelumnya. Dan tentu saja, hal ini mencerminkan potensi risiko gangguan baik pada produksi maupun transportasi minyak di kawasan,” katanya.

IMF juga memperkirakan inflasi harga konsumen global akan turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 6,9 persen di tahun ini dan 5,8 persen pada 2024.

Pangkas Proyeksi Pertumbuhan China dan Zona Euro

Sementara itu, IMF memilih untuk memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China dan negara-negara Eropa.

Perekonomian China, yang merupakan terbesar kedua di dunia diperkirakan tumbuh sebesar 5 persen pada tahun ini dan 4,2 persen pada 2024, keduanya merupakan penurunan dari perkiraan IMF pada Juli lalu.

Keadaan lebih suram terjadi di 20 negara yang menggunakan mata uang euro dan lebih rentan terhadap kenaikan harga energi.

IMF memangkas pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa menjadi 0,7 persen tahun ini dan 1,2 persen pada tahun 2024.

Di samping itu, IMF juga memperkirakan ekonomi Jerman akan menyusut sebesar 0,5 persen tahun ini sebelum pulih ke pertumbuhan 0,9 persen tahun depan.

Angka tersebut bahkan lebih rendah dari perekonomian Rusia, yang diprediksi IMF akan tumbuh sebesar 2,2 persen pada tahun ini sebelum turun menjadi 1,1 persen pada 2024.