androidvodic.com

Konflik Israel-Hamas Dipastikan Tak Ganggu Investasi di Indonesia - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Investasi/Kepala BKPM Tina Talisa menyatakan, perang geopolitik di Israel dan Hamas tidak akan berpengaruh terhadap investasi di Indonesia.

"Tapi sejauh ini baik itu konflik di Timur Tengah antara kita lihat kondisi di Palestina itu tidak berpengaruh secara langsung kepada Indonesia," ujar Tina kepada wartawan usai menghadiri acara HSBC Summit 2023 di Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Video Israel Diduga Pakai Bom Fosfor Putih Serang Gaza, Fakta Mengerikan Membakar Sampai ke Tulang

Tina juga memastikan target seluruh investasi yang dikelola Kementerian Investasi/BKPM akan tercapai hingga akhir tahun 2023.

"Jadi kami masih optimistis bahwa investasi akan tercapai seperti komitmen pak Bahlil insyaAllah target akan tercapai di akhir tahun," ucap dia.

Tina mengatakan bahwa pemerintah tidak memilah investasi dari negara-negara tertentu ihwal konflik geopolitik yang terjadi. Sebab kata dia, sejauh ini pemerintah menerapkan peran politik dan ekonomi bebas aktif.

"Terkait yang tadi dimaksud tentu ini perlu kita dalami lebih jauh. Tapi sejauh ini belum ada arah bahwa itu akan mengubah projectory-projectory atau peta dari investasi Indonesia," ungkapnya.

"Contoh misalnya dengan Taiwan kita memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan tapi dalam konteks investasi seperti kita sama-sama ketahui ada beberapa investor yang sudah lama ada di Taiwan maupun yang baru akan masuk dari Taiwan ke Indonesia maupun yang baru akan masuk," sambungnya.

Baca juga: Prabowo Subianto Nilai Pemerintah Sudah Bertindak Tegas Tangani Konflik Israel-Hamas

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memaparkan bagaimana dampak konflik Palestina vs Israel terhadap perekonomian Indonesia.

"Yang perlu diwaspadai dari sisi ekonomi adalah dampak terhadap peningkatan inflasi," ujar Faisal saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).

Inflasi berpotensi meningkat, menurut Faisal, terutama dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia, khususnya apabila konfliknya meluas dan berkepanjangan.

"Namun untuk jangka pendek efek terhadap inflasi masih minimal karena kedua pihak bukan major exporter minyak," kata Faisal.

Sedangkan, Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan konflik Palestina VS Israel akan memicu investor bergeser ke aset yang aman.

"Kondisi tersebut dapat memicu dolar AS menguat dalam jangka pendek. Hal itu berpotensi menaikkan harga sejumlah barang dan komoditas impor khususnya pangan," terang Bhima.

Biaya impor beras akan terpengaruh, BBM juga akan lebih mahal, serta berpotensi menaiknya harga minyak mentah.

"Kenaikkan harga dolar AS akan menjadi kabar buruk bagi importir minyak," terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat