androidvodic.com

Pedagang & Pengelola Warung Sikumbang Diedukasi Soal Nilai Ekonomis Sampah Melalui Cara Ini - News

News, JAKARTA - Bersama Seasoldier Foundation, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Warung Sikumbang mengadakan edukasi dan penimbangan sampah untuk menghasilkan nilai ekonomi kepada komunitas pedagang di Kawasan Taman Kuningan Mulia, Jakarta.

Program tersebut telah berjalan selama satu tahun sejak periode pertama 7 Juli 2022 – 4 November 2022 dan periode kedua pada 13 Februari – 11 Agustus 2023. Di mana pada bulan Desember 2022 – Januari 2023 dilakukan evaluasi sebelum perpanjangan program Warung Sikumbang.

Selain menanamkan pemahaman pentingnya menjaga lingkungan, para pedagang dan pengelola warung juga diedukasi tentang nilai ekonomis sampah melalui bank sampah. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi juga berharap konsistensi para pelaku usaha dalam mengelola sampahnya terus berjalan.

Baca juga: Banyak yang Salah Persepsi, Ini 5 Perbedaan Penting Pengolahan Sampah dengan RDF dan ITF

“Semakin banyak pedagang yang mau memulai mengelola sampah tentu pemasukan secara ekonomi mereka juga bertambah, selain berkontribusi untuk emisi karbon. Hal baik ini lah yang perlu ditularkan kepada pedagang dan pengelola warung lainnya,” papar Arief.

Mereka menyediakan material pendukung berupa tempat sampah organik dan anorganik, buku rekening bank sampah, lubang percontohan untuk praktek pengolahan sampah organik dengan metode biopori dan reward kepada pemilik warung yang telah aktif memilah sampah.

Dari total 50 warung yang beroperasi di Taman Kuningan Mulia, sebanyak 21 pemilik warung telah aktif berpartisipasi memilah sampah dan melakukan penimbangan.

Pada periode pertama, jumlah sampah yang terpilah sebanyak 289,3 kg dan meningkat secara drastis pada periode kedua sejumlah 1.662,5kg.

Sampah tersebut terdiri dari sampah kertas, plastik, logam dan lain-lain. Nilai ekonomi bagi mereka yang aktif memilah dan menimbang sampah pun juga ikut bertambah.

“Sebelum ada program Warung Sikumbang, 94 persen pemilik warung belum ada yang memilah sampah. Dan kini kita bisa melihat pergeseran perilaku dari para pedagang ketika paham ada nilai ekonomi untuk tambahan hidup mereka. Artinya, program TJSL memang perlu dikemas dengan memperhatikan bukan hanya aspek lingkungan tetapi juga sosial dan ekonomi,” tambah Dirut PNM.

“Jika kita konsisten dengan kebiasaan memilah sampah ini, tiga masalah dasar masyarakat kita akan mampu kita atasi bersama. Masalah ekonomi, sosial dan lingkungan bisa kita selesaikan."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat