androidvodic.com

Lapangan Kerja yang Inklusif Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Bawah - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, BANDUNG -- Indonesia masih memiliki 26,16 juta penduduk miskin dengan penghasilan rendah atau 9,54 dari total penduduk saat ini. Mereka memiliki akses yang sangat terbatas terhadap kebutuhan dan kesempatan ekonomi.

Mereka bekerja di sektor informal atau berketerampilan rendah, memiliki keterbatasan mendapatkan penghasilan, dan akses yang rendah pada perlindungan sosial dan kesempatan karir.

Di sisi lain, pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia, dengan didukung 50 juta orang pengguna internet baru memiliki potensial mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun sebagian masih terkendala literasi digital, ketersediaan akun bank dan kurangnya rasa percaya terhadap produk-produk online.

Baca juga: Serap 6 Juta Lapangan Kerja, Serikat Pekerja Minta Produk Tembakau Dikeluarkan dari RPP Kesehatan

Bagi startup Evermos, hal ini menjadi tantangan untuk mengatasinya dan memberikan akses dan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan penghasilan.

IFC dalam laporan bertajuk "Inclusive Employment: Advancing Economic Opportunities at the Base of the Pyramid" menggandeng Evermos sebagai salah satu praktisi bisnis di dunia yang telah menerapkan lapangan kerja inklusif yang bisa dicapai oleh masyarakat kelas bawah, untuk diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan dan investor.

Dalam studi kasusnya, tingginya biaya yang diperlukan dan permasalahan logistik di Indonesia, merupakan hambatan utama untuk masyarakat agar bisa turut berpartisipasi dalam sektor e-commerce yang sedang berkembang ini.

Evermos menjadi salah satu solusi yang telah berhasil menjawab permasalahan tersebut dengan menumbuhkan jaringan reseller untuk menjual produk yang diminati di masyarakat ekonomi bawah, mendapatkan penghasilan dan memperluas akses marketnya.

"Sektor swasta yang memiliki kunci terhadap lapangan kerja memiliki peranan sangat penting," ujar Alexis Geaneotes, Operations Officer, Gender and Economic Inclusion IFC dikutip Selasa, 24 Oktober 2023.

Laporan IFC menyebutkan, solusi diawali dengan diadakannya sebuah wadah digital atau platform yang bisa diakses oleh orang-orang di daerah-daerah berpenghasilan rendah.

Baca juga: Industri SKT Mulai Bangkit Lagi, Serikat Pekerja Rokok: Tambah Lapangan Kerja Baru

Platform reseller Evermos memudahkan masyarakat untuk mendapatkan kesempatan bekerja meraih penghasilan tambahan sebagai reseller yang menjual produk-produk UMKM yang totalnya mencapai satu pertiga dari sumber penghasilannya, terutama untuk ibu rumah tangga.

Sebanyak 10 persen reseller dengan performa paling bagus bisa meraih penghasilan tambahan sampai Rp 2,7juta per bulan, ekuivalen dengan rata-rata upah minimum nasional.

Praktek pembukaan lapangan kerja inklusif ini membutuhkan partisipasi dan akses platform digitalisasi yang fleksibel bisa dibuka kapan saja, tanpa perlu modal dan prasyarat, hanya dengan handphone.

Upaya memajukannya dilakukan lewat pelatihan-pelatihan dan pengembangan profesional untuk meningkatkan skill berjualan dan skill informal lainnya. Empowerment atau pemberdayaan ini berperan sebagai ruang dialog dan umpan balik, disajikan dalam konsep kumpul komunitas dan grup-grup online sesama reseller.

Iqbal Muslimin, Co-founder dan Chief of Sustainability Evermos menyatakan, bagian terpenting dalam mempromosikan lapangan kerja inklusif terletak pada peran komunitas di daerah-daerah untuk merangkul sesama reseller dan pengadaan pelatihan".

Didirikan tahun 2018, Evermos telah menghubungkan dengan digitalisasi lebih dari 1,200 UMKM agar produknya bisa dijual secara mudah oleh lebih dari 700,000 reseller terutama di masyarakat kelas bawah dan mendapatkan penghasilan untuk memajukan ekonomi keluarganya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat