androidvodic.com

Gempuran Israel ke Gaza Makin Memuncak, Harga Minyak Mentah Melonjak 3 Persen - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, NEW YORK – Harga minyak mentah naik sekitar 3 persen ke level tertinggi pada Jumat (27/10/2023) kemarin seiring meningkatnya eskalasi perang Israel-Hamas di Gaza yang dikhawatirkan mengganggu pasokan minyak dunia.

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah jenis Brent berjangka naik 2,55 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi 90,48 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,33 dolar AS atau 2,8 persen, menjadi 85,54 dolar AS per barel.

"Kita bergantung pada berita utama berikutnya dan saya pikir itulah yang kita lihat saat ini dengan perubahan harga," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

"Anda ingin memperdagangkan fundamentalnya, tetapi sebenarnya tidak bisa karena Anda harus lebih khawatir tentang apa yang akan terjadi di Timur Tengah," ujarnya.

Israel sendiri terus membombardir Gaza. Bom-bom yang ditembakkan jet tempur Israel mnghantam bangunan-bangunan sipil di hampir seluruh Gaza termasuk di kawasan dekat Rumah Sakit Indonesia.

Bombardir Israel membuat Gaza lumpuh. Jaringan listrik hingga internet mengalami black out. 

Organisasi amal berbasis di Inggris, Oxfam, menuding Pemerintah Israel menggunakan kelaparan sebagai "senjata perang" selama operasi militer yang mereka sebut sebagai pembersihan etnis di Jalur Gaza.

Oxfam meminta Tel Aviv untuk memfasilitasi bantuan asing ke wilayah Gaza, kantong wilayah yang terkepung total.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Kembali Menguat di Tengah Ketidakpastian Perang Israel-Hamas

"Hal itu mengingat pemerintah Israel telah memutus aliran listrik, pasokan medis, makanan, dan air yang memasuki Jalur Gaza, sebagai “hukuman kolektif,” tulis pernyataan lembaga tersebut, Kamis (26/10/2023).

Meningkatnya eskalasi perang Israel-Hamas sejauh ini tidak secara langsung memengaruhi pasokan minyak. Namun banyak yang khawatir akan terganggunya ekspor dari produsen minyak mentah utama dan pendukung Hamas, Iran serta negara-negara lain.

Baca juga: Hamas Bantah Klaim Israel soal Markas Bawah Tanah di RS Al Shifa di Gaza

“Ini masih sangat sulit bahkan bagi para pengamat regional yang paling berpengetahuan untuk membuat keputusan mengenai arah krisis saat ini, karena garis merah yang dapat membawa lebih banyak pemain ke medan perang sebagian besar masih tidak dapat dipahami,” ujar Helima Croft, analis RBC Capital.

Analis Goldman Sachs masih tetap mempertahankan perkiraan harga minyak mentah Brent untuk kuartal I (Januari-Maret) 2024 sebesar 95 dolar per barel.

Analis tersebut memperingatkan ekspor minyak yang lebih rendah dari Iran dapat menyebabkan harga dasar naik sebesar 5 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat