androidvodic.com

Uang Nasabah BCA Raib Rp68 Juta Melalui QRIS, Ini Kata Manajemen dan Kemungkinan Modusnya - News

News, JAKARTA - Manajemen PT Bank Central Asia (BCA) sudah bersuara terkait berita nasabahnya kehilangan uang Rp68,5 juta melalui transaksi QR code atau QRIS.

Mengutip akun YouTube @Mr Bert pada Selasa (21/11/2023), Evita menyatakan saldonya menguap Rp 68,5 juta ketika dirinya tengah naik gunung di wilayah Jawa Tengah pada 23 September 2023 lalu.

Namun, hal itu baru diketahui tiga hari setelahnya yaitu pada 26 September 2023 pada saat Evita hendak melakukan transaksi.

Baca juga: Cara Bayar Berbagai Transaksi Lewat QRIS BCA, Mandiri, BRI, BNI, dan BTN

"Saya tahu-nya 26 September malam, mau transfer lewat m-banking itu saldo saya kurang terus saya cek saldo ternyata tinggal Rp 10 juta," ujar E dikutip dalam video tersebut.

Kata Manajemen BCA

EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F. Haryn mengatakan, BCA senantiasa melaksanakan bisnis dan operasional sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku.

"Saat ini, keluhan nasabah tersebut sedang dalam proses penanganan oleh pihak yang berwenang," kata Hera saat dihubungi Tribunnews, Rabu (22/11/2023).

"BCA menghormati serta akan mendukung proses hukum yang sedang berlangsung sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," sambungnya.

Hera mengatakan, BCA dalam memberikan layanan kepada nasabah, BCA selalu memperhatikan keamanan nasabah dalam bertransaksi.

Dia juga meminta nasabah untuk tidak memberikan Kode Akses dan Personal Identification Number (PIN) kepada pihak manapun termasuk kerabat orang terdekat.

"BCA juga kembali mengimbau nasabah setia untuk tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada pihak manapun seperti PIN, One Time Password (OTP), Password, Response KeyBCA, Kode akses, Card Verification Code (CVC) atau Card Verification Value (CVV)," tuturnya.

Dugaan Modusnya

Pengamat keamanan siber membeberkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi kepada nasabah BCA yang kehilangan uangnya Rp 68,5 juta dari rekeningnya lewat transaksi QRIS.

Pengamat dan Chairman lembaga riset siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai, pembobolan rekening bank yang sering terjadi biasanya menggunakan modus remote exploitation melalui celah keamanan yang terdapat di perangkat, dengan mengirimkan aplikasi yang disamarkan.

Namun, menurutnya terdapat cukup kecil kemungkinan untuk korban terkena remote exploitation. Pasalnya, korban menyatakan bahwa perangkat yang dipergunakan untuk m-banking dipergunakan khusus untuk kegiatan finansial melalui m-banking.

Terlebih, dugaan pembobolan itu dilakukan secara berulang melalui QRIS, yang biasanya membutuhkan akses langsung ke perangkat untuk memindai kode QR dari merchant.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat