androidvodic.com

Kasus Covid-19 Kembali Naik, Harga Saham Perusahaan Farmasi Melambung, Sampai Kapan? Ini Kata Analis - News

News, JAKARTA - Kasus Covid-19 di beberapa negara termasuk Indonesia mengalami peningkatan seiring munculnya varian baru yakni JN.1.

Meningkatnya kasus Covid-19, membawa dampak positif terhadap pergerakan saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada peunutupan perdagangan, Rabu (20/12/2023), beberapa harga saha, farmasi yang melonjak dalam sepekan di antaranya saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Saham KAEF naik hingga 67,84 persen ke Rp 1.670 per saham, dan saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melambung 62,62% ke Rp 870 per saham.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Penumpang KAI dan KRL Diimbau Kembali Pakai Masker dan Rajin Cuci Tangan

Kemudian, saham PT Phapros Tbk (PEHA) melejit hingga 45,30% ke Rp 850 per saham dalam sepekan.

Selanjutnya, saham PT Indofarma Tbk (INAF) naik 35,71% ke Rp 665 per saham, dan saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melambung 25,14% ke Rp 1.145 per saham.

Selain itu, saham PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) yang merupakan produsen masker, juga mendapat angin segar dari kasus Covid-19 ini.

Tercatat, pada penutupan perdagangan, Rabu (20/12), harga saham MEDS meningkat 33,96% ke Rp 71 per saham. Sedangkan pergerakan saham MEDS dalam melompat 42%.

Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia, Chang-kun Shin mengatakan, lonjakan harga saham emiten farmasi didorong sentimen kenaikan Covid-19.

Kendati harga saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) tidak naik secara signifikan dalam sepekan, Shin menilai, secara fundamental KLBF masih layak dikoleksi dibanding emiten farmasi lainnya dikarenakan masih postifnya laba.

"KAEF, IRRA, KLBF bisa berpotensi diuntungkan dari naiknya kasus Covid-19. Potensi penguatannya akan lebih terbatas, mengingat harga sahamnya sudah naik signifikan," ujar Shin dikutip dari Kontan, Kamis (21/12/2023).

Shin menyarankan kepada para investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham emiten farmasi yang sudah naik tinggi, atau investor bisa melakukan trading jangka pendek pada saham KLBF dengan potensi upside 5%-6%.

"Seperti data dari dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan untuk vaksinasi dosis pertama telah mencapai setara 86,87% dari total sasaran, lalu dosis kedua setara 74,53% dan dosis ketiga setara 37,91%," kata Shin.

Senior Investment Information Mirae Aseset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji melihat, diantara saham farmasi, yang paling likuid saham KLBF karena pergerakan saham dan harganya selalu stabil sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat