Tren Investasi Pasif Mengalami Peningkatan, Sejak 2013 Dana Kelolaan Mencapai 7,2 Triliun Dolar AS - News
Laporan Wartawan News, Dennis Destryawan
News, JAKARTA - Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan dari investasi pasif konsisten mengalami peningkatan.
Sejak tahun 2013, pengelolaan dana investasi pasif secara global yang terdiri dari Reksa Dana Indeks dan ETF, telah menghimpun 7,2 triliun dolar AS. Lebih tinggi dibandingkan dengan 0,9 triliun dolar AS untuk pengelolaan dana investasi secara aktif.
Direktur PT Insight Investments Management (Insight IM), Ria Meristika Warganda menyatakan, tren peningkatan dana kelolaan investasi pasif secara global terus meningkat.
Baca juga: Sucor AM dan BSI Kerjasama Tawarkan Produk Investasi Reksa Dana Syariah
“Investasi pasif ini memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya kian diminati. Mulai dari biaya manajemen yang cenderung rendah, kinerja yang cenderung konsisten dengan indeks, pendekatan yang cenderung lebih sederhana dan mudah dipahami, serta cocok untuk investor dengan tujuan jangka panjang,” tutur Ria, Selasa (20/2/2024).
Selanjutnya, kata Ria, dalam memilih produk Reksa Dana Indeks penting bagi investor untuk mempertimbangkan beberapa aspek.
“Ketika investor memilih investasi pasif melalui reksa dana indeks, sangat penting untuk memilih produk reksa dana yang memiliki kinerja historikal yang unggul, memiliki track record kemampuan recovery pasca krisis, serta potensi return yang baik ke depannya. Terlebih lagi, investor bisa turut mempertimbangkan added value yang dimiliki,” jelas Ria.
Ria menyampaikan bahwa saat ini para investor, terutama dari kalangan generasi milenial dan Z, semakin peduli dengan investasi yang memiliki added value berupa dampak sosial dan lingkungan atau memenuhi prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG).
Insight IM telah merespon tren ini dengan mengenalkan produk Reksa Dana Indeks Insight SRI-KEHATI Likuid.
Indeks SRI-KEHATI melakukan seleksi atas emiten-emiten saham dengan berbasis pada prinsip SRI (Socially Responsible Investment) dan ESG (Environmental, Social, and Governance).
“Reksa dana ini memiliki performa historis mengungguli indeks saham lainnya seperti MSCI Indonesia, LQ45, dan IDX30 dalam periode 1, 3, dan 5 tahun,” tutur Ria.
Ria menjelaskan bahwa secara historis, produk ini lebih cepat pulih dalam periode krisis seiring dengan pulihnya Indeks SRI-KEHATI.
“Sejak peluncurannya, Reksa Dana Insight SRI-KEHATI Likuid mengalami 2 kali periode krisis, yakni pada 2018 dan 2020,” jelas Ria.
Terkini Lainnya
Saat ini para investor, terutama dari kalangan generasi milenial dan Z, semakin peduli dengan investasi.
Keramik China Banjiri Pasar, Pakar: Segera Terapkan Kebijakan Bea Masuk Anti Dumping
BERITA REKOMENDASI
IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat ke 6.945, Rupiah Lanjutkan Pelemahan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Dunia Usaha Perlu Tim Hukum Eksternal untuk Kawal Merger-Akuisisi, Apa Tanggapan Kadin?
Dirut Ungkap Keunggulan Aplikasi Perbankan Wondr by BNI, Solusi Pengelolaan Keuangan Terencana
Industri Pertanian Manfaatkan Platform Digital untuk Perluas Akses ke Pupuk Organik ke Petani
Saat Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur, Tapi Justru Dirjen Semuel yang Angkat Kaki
Ini Tindakan Satgas PASTI Terhadap Ahmad Rafif Raya yang Kelola Dana Rp 71 Miliar Tanpa Izin