androidvodic.com

Ekonom UGM Nilai Kebijakan Kenaikan Cukai Rokok Tidak Efektif ke Penerimaan Negara - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Kebijakan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) dinilai tidak efektif untuk mengoptimalisasi penerimaan negara dan mengendalikan konsumsi.

Dosen Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Novat Pugo Sambodo mengatakan secara teori pengenaan tarif cukai ditujukan untuk mengurangi konsumsi rokok pada masyarakat.

Namun melihat fenomena penurunan penerimaan negara dari cukai rokok di tahun 2023, ini merupakan indikasi tidak efektifnya kebijakan cukai yang berlaku saat ini.

Baca juga: Bea Cukai Klaim Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri Bersifat Kebijakan Opsional

Menurutnya, penerimaan negara tidak optimal karena perokok bersifat adaptif dan elastis terhadap harga rokok.

Para perokok memilih untuk berpindah jenis rokok, seperti ke rokok dengan harga yang lebih murah, agar mereka tetap bisa merokok.

“Peraturan pemerintah biasanya lambat dalam merespon perubahan yang terjadi di pasar, karena proses birokrasi yang harus dijalani,” kata Novat kepada wartawan, Rabu (27/3/2024).

“Secara umum, seharusnya Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian atau Lembaga terkait lainnya harus segera merespon ini dengan hati-hati dan melihat perubahan perilaku produsen dan konsumen di masa yang akan datang,” ujarnya.

Direktur Riset the Socio-Economic & Educational Business Institute (SEEBI) Haryo Kuncoro mengatakan bahwa menurunnya penerimaan negara dari cukai rokok merupakan konsekuensi yang diterima pemerintah akibat kebijakan kenaikan cukai rokok double digit pada tahun 2023.

“Kenaikan tarif (cukai) justru semakin menekan penerimaan negara. Penerimaan cukai yang turun akibat kenaikan tarif menunjukkan titik optimal tarif sudah tercapai,” jawabnya kepada wartawan belum lama ini.

Baca juga: Kasus Cukai Rokok, KPK Geledah Kantor BP Bintan Wilayah Kota Tanjung Pinang

Haryo memaparkan kenaikan cukai rokok secara agresif mendorong permasalahan baru, yakni terjadinya pergeseran perilaku konsumen dalam mengonsumsi rokok ke harga yang lebih murah atau bahkan rokok ilegal.

“Fenomena ini menjadi keniscayaan dan konsumen rokok kerap melakukan substitusi,” ucapnya.

Saat ini, rokok dengan harga lebih murah dan golongan cukai lebih rendah menjadi lebih diminati oleh para perokok.

Hal ini berkontribusi terhadap rendahnya pencapaian pendapatan negara pada tahun 2023 sebab tidak efektifnya kebijakan yang berlaku untuk mengendalikan konsumsi rokok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat