Remaja dan Pelajar Perlu Pengetahuan Terkait Keuangan - News
Laporan Wartawan News Eko Sutriyanto
News, JAKARTA - Tidak hanya dibutuhkan kalangan yang sudah mapan atau bekerja, kalangan remaja, pelajar dan mahasiswa harus mendapatkan literasi keuangan.
Khusus bagi remaja, literasi keungan ini bertujuan untuk mengatasi masalah keuangan terutama berkaitan dengan perilaku konsumtif.
Youth Director SOS Children’s Villages Indonesia, Yunus Ismail mengatakan, remaja di era sekarang lebih memiliki banyak tantangan finansial jika dibandingkan dengan era terdahulu.
Baca juga: Program “Star Edu”, Sinergi KB Bank dan ITB Ahmad Dahlan Tingkatkan Literasi Keuangan
“Kalau sekarang anak remaja saya beri uang Rp100.000 untuk bertahan hidup dalam seminggu. Tentunya sulit karena banyak sekali tantangannya. Mereka perlu jajan, beli kuota internet, isi bensin, dan lain-lain,” kata Yunus Ismail saat pembukaan Great Collaboration 2024 antara Great Eastern Life Indonesia dan SOS Children’s Villages Indonesia.
Kondisi ini, kata dia bukan salah generasi muda yang tidak bisa bertahan hanya dengan Rp100.000 dalam seminggu itu, tetapi memang zamannya berbeda, pola pikir maupun tantangannya pun berbeda.
Financial Planner, Himawan Adhi menjabarkan konsep dasar literasi keuangan yang bukan hanya tentang menabung, serta bagaimana mengelolanya dengan bijak.
Ia menyoroti beberapa masalah keuangan yang kerap dihadapi oleh generasi muda jika tidak memiliki literasi finansial yang baik.
"Saat tidak memiliki literasi yang baik maka akan mengalami kegagalan mencapai tujuan keuangan, terlilit utang, dan tidak memiliki persiapan atau tabungan untuk masa depan," katanya.
Kelas literasi finansial tersebut diikuti oleh puluhan remaja baik yang bergabung offline dari SOS Children’s Villages Jakarta, maupun online dari SOS Children’s Villages Jakarta, Banda Aceh, Meulaboh, Lembang, Flores, Palu, dan Bali.
Tingkat pendidikan peserta kelas tersebut pun beragam, mulai dari tingkatan SMP, SMA, hingga tingkatan universitas.
Usai paparan materi dari kedua narasumber, para remaja aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tips mencapai tujuan finansial maupun rekomendasi perlindungan yang sesuai dengan latar belakang dan kemampuan remaja.
Tak hanya itu, para remaja juga diajak melakukan financial check-up sederhana agar bisa mengelola uang saku dan merencanakan keuangan saat nanti sudah memiliki penghasilan sendiri.
Baca juga: OJK Tekan Kerja Sama dengan Kemenko Perekonomian Tingkatkan Literasi Keuangan
Dari kelas literasi finansial pertama ini, hasil literasi finansial para remaja pun terbukti meningkat sebesar 10 persen yang diukur dari pre-test sebelum kelas dan post-test sesudah kelas.
Direktur Pemasaran Great Eastern Life Indonesia, Roy Hendrata Gozalie mengatakan, literasi finansial menjadi salah satu fase Great Collaboration 2024 untuk Remaja SOS Children’s Villages.
"Great Financial Literacy menjadi fase pembuka untuk membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan literasi finansial lalu great Academy merupakan rangkaian kelas-kelas interaktif di mana remaja akan dibekali dengan berbagai keterampilan softskill seperti komunikasi yang efektif, networking, maupun personal branding," katanya.
Kemudian Great Opportunity memberikan kesempatan bagi remaja SOS Children’s Villages untuk memperoleh penghasilan tambahan dengan mereferensikan produk-produk digital Great Eastern Life Indonesia serta kesempatan untuk mengikuti Fun Learning Trip maupun Awarding Trip ke luar negeri.
Terkini Lainnya
Khusus bagi remaja, literasi keungan ini bertujuan untuk mengatasi masalah keuangan terutama berkaitan dengan perilaku konsumtif.
Di Hadapan DPR, Pertamina Minta Dukungan PMN untuk Pengembangan Jargas
BERITA REKOMENDASI
Najelaa Shihab: Literasi Keuangan Bisa Dibentuk dari Keluarga
BERITA TERKINI
berita POPULER
Gantikan Elin Waty, Teck Seng Ho Ditunjuk Jadi Presiden Direktur Sun Life Indonesia
270 Saham Huni Zona Merah, IHSG Berakhir Turun ke Level 7.125
Bos BUMN Ini Heran Perusahaannya Kena Isu Pembubaran: Kami Belum Pernah Diajak Berbicara
Rencana Penerbitan Aturan Bea Masuk Anti Dumping dan BMTP Diharapkan Menyasar Industri Petrokimia
Kementerian ESDM Targetkan 15 Proyek CCS/CCUS Bakal Onstream pada 2030